investasi syariah
31 Jan 2025

Obligasi Sukuk Pilihan Investasi Obligasi Syariah

Poin Penting:

Sukuk adalah instrumen investasi syariah yang aman, stabil, dan sesuai untuk diversifikasi portofolio, sekaligus mendukung pembangunan nasional.

  • Sukuk menjadi pilihan ideal karena sesuai prinsip syariah, menawarkan imbal hasil kompetitif, dan cocok untuk diversifikasi portofolio.
  • Beragam jenis Sukuk; Ijarah, Mudharabah, Wakalah, dan Istisna, memberikan fleksibilitas bagi investor untuk memilih sesuai tujuan investasi.
  • Sukuk pemerintah menawarkan keamanan tinggi, imbal hasil stabil, dan kemudahan akses melalui platform digital, sekaligus mendukung pembangunan nasional.
  • Memahami tingkat kupon, jangka waktu, dan risiko kredit adalah kunci untuk memaksimalkan keuntungan investasi Sukuk.
  • Aplikasi digibank by DBS memberikan akses mudah, personalisasi strategi, dan beragam produk terjangkau dalam satu aplikasi.

 

Mau memulai perjalanan investasimu dengan lebih percaya diri?

 

 

Investasi obligasi semakin populer sebagai alternatif yang aman dan menguntungkan bagi Sahabat digibank yang ingin mengembangkan aset secara stabil. Salah satu jenis obligasi yang banyak diminati adalah Sukuk, instrumen keuangan berbasis syariah yang diterbitkan oleh pemerintah. Dengan prinsip yang sesuai dengan hukum Islam, Sukuk menjadi pilihan menarik bagi kamu yang mencari investasi yang sesuai nilai-nilai keagamaan.

 

Keberadaan Sukuk memberikan akses bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan negara, sekaligus mendapatkan keuntungan yang kompetitif. Tak hanya itu, Sukuk juga cocok untuk berbagai jenis investor, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman.

 

Apa itu Sukuk?

Sukuk adalah surat berharga syariah yang diterbitkan berdasarkan prinsip-prinsip Islam untuk membiayai proyek-proyek tertentu atau kebutuhan pemerintah. Tidak seperti obligasi konvensional, Sukuk tidak melibatkan bunga, tetapi menggunakan skema bagi hasil atau imbalan lain yang sesuai syariah. Misalnya, Sukuk akan didasarkan pada aset yang mendukung penerbitannya, seperti infrastruktur atau properti. Instrumen ini menjadi bagian dari investasi obligasi yang aman karena diterbitkan langsung oleh pemerintah, menjadikannya pilihan terpercaya bagi investor yang menginginkan keuntungan yang stabil sekaligus halal. 

 

Kenapa Pilih Sukuk?

Sukuk memiliki berbagai keunggulan yang membuatnya menarik sebagai instrumen investasi. Berikut ini beberapa alasannya.

1.     Sesuai Prinsip Syariah

Sukuk dirancang khusus agar sesuai dengan hukum Islam, yang melarang praktik riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maisir (spekulasi). Dalam konteks investasi online, Sukuk menjadi solusi ideal bagi kamu yang ingin tetap berinvestasi secara halal tanpa mengorbankan potensi keuntungan. Skema yang digunakan, seperti sewa atau bagi hasil, memastikan semua transaksi bersifat transparan dan adil.  

2.     Potensi Pengembalian

Meski berbasis syariah, Sukuk tetap menawarkan potensi pengembalian yang kompetitif. Pemerintah memberikan imbal hasil berbasis aset yang mendukung penerbitan Sukuk. Dengan pembayaran rutin berdasarkan kesepakatan, investor mendapatkan pengembalian yang stabil tanpa melanggar prinsip syariah. 

3.     Diversifikasi Portofolio

Sukuk adalah pilihan tepat untuk diversifikasi portofolio. Dengan menambahkan Sukuk ke dalam portofolio, risiko dapat dikelola lebih baik karena instrumen ini cenderung stabil dibandingkan instrumen lain yang lebih fluktuatif, seperti saham. Bagi yang sedang membangun portofolio investasi, Sukuk memberikan keseimbangan antara risiko dan pengembalian.     

4.     Diterbitkan oleh Pemerintah

Karena diterbitkan oleh pemerintah, Sukuk memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi. Hal ini membuat Sukuk ideal bagi investor yang mengutamakan keamanan dana mereka. Pemerintah menjamin pembayaran imbal hasil serta pengembalian pokok investasi pada saat jatuh tempo.

Baca Juga: Karakteristik Obligasi yang Perlu Diketahui Investor

Jenis-jenis Sukuk

Ada dua jenis sukuk yang bisa dimiliki setiap orang, di antaranya adalah:

  • Sukuk Tabungan
  • Sukuk Ritel

Sukuk Ritel dan Sukuk Tabungan adalah dua jenis investasi syariah yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Keduanya diperuntukkan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) dan dikelola berdasarkan prinsip-prinsip Islami. Meski demikian, terdapat beberapa perbedaan mendasar di antara keduanya.

 

Perbedaan Sukuk Tabungan dan Sukuk Ritel

Berikut beberapa perbedaan antara Sukuk Tabungan dan Sukuk Ritel, yaitu:

1. Kemudahan Perdagangan

  • Sukuk Ritel: Dapat diperdagangkan di pasar sekunder sebelum jatuh tempo. Investor memiliki fleksibilitas untuk menjual sukuk mereka jika membutuhkan dana sebelum masa jatuh tempo.
  • Sukuk Tabungan: Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (non-tradable). Investor harus memegang sukuk hingga jatuh tempo untuk mendapatkan kembali modal investasi.

2. Jangka Waktu Investasi (Tenor)

  • Sukuk Ritel: Umumnya memiliki tenor 3 tahun atau 5 tahun.
  • Sukuk Tabungan: Biasanya memiliki tenor 2 tahun atau 4 tahun.

3. Tingkat Imbal Hasil

  • Sukuk Ritel: Tingkat imbal hasil (kupon) biasanya tetap selama masa investasi.
  • Sukuk Tabungan: Tingkat imbal hasil bisa berubah-ubah mengikuti acuan suku bunga Bank Indonesia (BI). Namun, pemerintah telah menetapkan batas bawah (floor) agar tidak berada di bawah suku bunga saat awal penerbitan.

4. Potensi Keuntungan

  • Sukuk Ritel: Karena dapat diperdagangkan, investor berpotensi mendapatkan keuntungan (capital gain) jika harga sukuk naik sebelum jatuh tempo.
  • Sukuk Tabungan: Keuntungan hanya diperoleh dari pembayaran imbal hasil secara berkala dan nilai pokok investasi saat jatuh tempo.

5. Tujuan Investasi

  • Sukuk Ritel: Cocok untuk investor yang ingin berinvestasi dalam jangka menengah atau panjang dengan potensi keuntungan dari perdagangan.
  • Sukuk Tabungan: Lebih cocok untuk investor yang ingin berinvestasi dengan aman dan stabil dalam jangka waktu tertentu.

Hal yang Perlu Diperhatikan

Sebelum berinvestasi pada Sukuk, ada beberapa hal penting yang harus dipahami oleh calon investor agar keputusan yang diambil lebih bijaksana.    

1. Tingkat Kupon

Imbal hasil atau kupon Sukuk berbeda-beda tergantung pada jenis dan periode penerbitannya. Dalam investasi obligasi, tingkat kupon menjadi faktor penting yang menentukan seberapa besar pengembalian yang akan diperoleh investor.

2. Jangka Waktu

Sukuk memiliki jangka waktu tertentu, biasanya berkisar antara 3 hingga 10 tahun. Memahami jangka waktu ini penting agar investor dapat menyesuaikan dengan tujuan investasi mereka, baik jangka pendek maupun panjang.

3. Risiko Kredit

Meskipun diterbitkan oleh pemerintah, risiko kredit tetap ada, meski sangat rendah. Investor harus memahami bahwa pengembalian dan keamanan Sukuk bergantung pada stabilitas ekonomi dan keuangan pemerintah penerbit. 

 

Sukuk adalah pilihan investasi obligasi yang menarik untuk kamu yang ingin berinvestasi sesuai prinsip syariah dan mencari alternatif selain saham. Dengan memahami karakteristik dan jenis-jenis Sukuk, kamu dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana. Jika tertarik, kamu bisa mulai berinvestasi Sukuk dengan mudah melalui Aplikasi digibank by DBS

 

Bareng Aplikasi digibank by DBS, kamu dapat cerdik menavigasi masa depan dan menjalani hidup terbaik. Aplikasi ini dilengkapi fitur unggulan seperti notifikasi yang dipersonalisasi sesuai portofolio dan kondisi pasar terkini, akses ke digibank Advisor untuk strategi investasi yang sesuai dengan profilmu, serta Wealth 101 yang menyediakan panduan investasi lengkap dari tips dasar hingga analisis ekonomi terkini. Kamu juga bisa mengikuti kelas digibank Live & Learn bersama pakar untuk edukasi investasi terbaru. Dengan lebih dari 150 produk investasi, termasuk Sukuk, mulai dari Rp1 juta, semua dapat diakses dan dikelola dengan mudah dalam satu aplikasi. 

 

Jangan lewatkan kesempatan ini untuk memulai investasi yang cerdik dan praktis. Klik di sini untuk informasi lebih lanjut dan mulailah investasi Sukuk bersama Aplikasi digibank by DBS sekarang!  

Baca Juga:

Siapkan Dana Pensiun dengan Investasi Obligasi

Apa itu Kupon Obligasi dan Bagaimana Menghitungnya?

Cara Maksimalkan Untung Strategi Lump Sum di Reksadana