investasi obligasi
30 Jun 2025

Kesalahan Investasi yang Bisa Gerogoti Keuntungan Obligasi

Poin penting:

Investasi obligasi menawarkan pendapatan tetap, tetapi tanpa pemahaman dan strategi yang tepat, potensi keuntungannya bisa terganggu. Kenali kesalahan umum dalam investasi obligasi agar Anda bisa menghindarinya dan meraih hasil optimal.

  • 8 Kesalahan Investasi yang Bisa Gerogoti Keuntungan Obligasi: Tidak Memahami Jenis Obligasi yang Dibeli; Mengabaikan Risiko Suku Bunga; Tidak Melakukan Diversifikasi; Tidak Memperhitungkan Inflasi; Terlalu Fokus pada Imbal Hasil Tinggi; Tidak Memperhatikan Jatuh Tempo Obligasi; Mengabaikan Rating Kredit Penerbit Obligasi; Tidak Memanfaatkan Teknologi dan Platform Investasi yang Tepat
  • Aplikasi DBS digibank; menawarkan berbagai fitur andal, mudah, cerdas dan praktis.

 

Investasi obligasi adalah salah satu instrumen keuangan yang sering direkomendasikan sebagai pilihan alternatif untuk memperoleh pendapatan tetap. Namun, tanpa pemahaman dan strategi yang tepat, investasi tersebut bisa saja gagal memberikan hasil optimal, bahkan bisa “menggerogoti” keuntungan yang Anda harapkan. Lalu, seperti apakah kesalahan umum yang sering terjadi dalam investasi obligasi, yuk cari tahu detailnya di sini.

Inilah 8 Kesalahan Investasi yang Bisa Gerogoti Keuntungan Obligasi

Dalam investasi khususnya obligasi, yang Anda lakukan tak sekadar membeli dan menunggu kupon datang. Ada strategi, analisis, dan pemilihan yang tepat agar keuntungan yang Anda dapatkan benar-benar maksimal. Bila Anda salah melangkah, berbagai risiko bisa muncul, salah satunya adalah kerugian karena perubahan suku bunga atau inflasi. Di bawah ini, mari kupas 8 kesalahan utama yang sering ditemui saat memilih dan mengelola portofolio obligasi.

1.      Tidak Memahami Jenis Obligasi yang Dibeli

Sahabat digibank, banyak investor terutama pemula, membeli obligasi tanpa benar-benar memahami karakteristiknya. Padahal, obligasi pemerintah berbeda dari korporasi. Obligasi korporasi misalnya memiliki potensi return lebih tinggi, tapi juga risiko gagal bayar. Sebaliknya, obligasi pemerintah umumnya lebih stabil namun dengan imbal hasil yang lebih rendah. Salah memahami jenis ini bisa membuat Anda tidak siap menghadapi harga yang turun drastis ketika obligasi dijual sebelum jatuh tempo.

2.      Mengabaikan Risiko Suku Bunga

Suku bunga central bank berpengaruh signifikan terhadap harga obligasi di pasar sekunder. Ketika suku bunga naik, harga obligasi yang sedang beredar cenderung turun, sebab investor lebih tertarik membeli obligasi baru dengan imbal hasil lebih tinggi. Jika Anda menjual obligasi sebelum jatuh tempo saat harga telah melemah, tentu Anda bisa merugi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan tren suku bunga dan menentukan timing beli atau jual yang pas.

3.      Tidak Melakukan Diversifikasi

Terfokus hanya pada satu seri obligasi atau satu jenis penerbit membuat portofolio Anda rentan terhadap risiko spesifik, misalnya jika penerbit gagal bayar atau reputasinya merosot. Diversifikasi memungkinkan Anda menyebar risiko, antara obligasi pemerintah, korporasi, atau obligasi sektor tertentu. Dengan demikian, jika salah satu instrumen terpukul, yang lain dapat menyeimbangkan portofolio Anda.

4.      Tidak Memperhitungkan Inflasi

Investasi obligasi memang menawarkan imbal hasil tetap berupa kupon yang dibayarkan secara berkala. Namun, banyak investor kerap melupakan satu faktor penting yang dapat secara signifikan memengaruhi nilai riil dari imbal hasil tersebut, yaitu inflasi. Ketika inflasi lebih tinggi dari tingkat kupon yang Anda terima, daya beli atas pendapatan dari obligasi akan menurun. Misalnya, obligasi dengan kupon 6 % per tahun mungkin terlihat menarik, tetapi jika inflasi tahunan melonjak menjadi 7–8 %, artinya real return Anda sebenarnya negatif. Artinya, meskipun nominal kupon tetap Anda terima, kemampuan uang tersebut untuk membeli barang dan jasa di masa depan justru berkurang.

Selain itu, dalam periode inflasi tinggi, suku bunga acuan juga cenderung naik, yang menyebabkan harga obligasi lama di pasar sekunder turun. Jika Anda terpaksa menjual obligasi sebelum jatuh tempo, potensi kerugian harga pun meningkat. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk selalu memperhitungkan expected inflation sebelum memilih tenor dan jenis obligasi.

 

Baca Juga: Obligasi Ritel Tahun 2025 Semakin Dilirik, Apa Alasannya?

 

5.      Terlalu Fokus pada Imbal Hasil Tinggi

Imbal hasil tinggi memang menggoda, tapi biasanya datang dengan risiko yang lebih besar. Bisa saja obligasi tersebut diterbitkan oleh perusahaan dengan profil risiko tinggi, atau memiliki tanggal jatuh tempo sangat panjang (yang rentan terhadap fluktuasi suku bunga). Mengambil keputusan hanya berdasarkan imbal hasil nominal tanpa analisis lebih dalam bisa mengundang kekecewaan di kemudian hari.

6.      Tidak Memperhatikan Jatuh Tempo Obligasi

Jatuh tempo menentukan kapan Anda akan menerima pokok investasi kembali. Banyak investor kurang memperhatikan apakah obligasi tersebut akan jatuh tempo dalam 1, 5, atau 10 tahun. Jika Anda mendadak butuh dana dan memaksakan penjualan obligasi sebelum jatuh tempo saat ini sedang turun harga, maka rugi harga akan terjadi. Kesalahan ini bisa dihindari dengan menyusun jadwal jatuh tempo yang sesuai dengan kebutuhan likuiditas Anda.

7.      Mengabaikan Rating Kredit Penerbit Obligasi

Rating kredit diterbitkan lembaga pemeringkat. Rating ini penting sebagai indikator risiko default penerbit obligasi. Obligasi dengan rating tinggi (investment grade) secara historis lebih aman, tetapi imbal hasilnya cenderung moderat. Sementara obligasi unrated atau high yield memiliki imbal hasil tinggi, tetapi risiko gagal bayar juga besar. Dengan mengabaikan rating, Anda berpotensi kecolongan saat obligasi tidak mampu membayar kupon atau bahkan pokok.

8.      Tidak Memanfaatkan Teknologi dan Platform Investasi yang Tepat

Saat ini, teknologi membantu Anda memilih, membeli, dan memantau obligasi secara real time. Banyak investor melewatkan peluang jika hanya mengandalkan cara manual. Dengan platform yang tepat, Anda bisa mendapatkan notifikasi saat tren suku bunga berubah atau ketika ada obligasi baru dengan profil menarik. Sayangnya, masih banyak yang belum memanfaatkan kemudahan ini sehingga ketinggalan informasi penting yang dapat menunjang keputusan investasi.

Saatnya Berinvestasi Obligasi Tanpa Takut Salah Langkah

Setelah mengetahui kesalahan-kesalahan umum investasi yang bisa menggerogoti keuntungan obligasi , penting bagi Anda untuk menggunakan alat bantu investasi yang canggih dan terpercaya. Aplikasi DBS digibank hadir sebagai solusi lengkap dan terintegrasi yang mendukung Anda berinvestasi dengan lebih cerdas.

Melalui platform ini, Anda dapat mengakses update tren pasar obligasi secara rutin, membantu memahami kondisi suku bunga dan inflasi terkini agar keputusan investasi Anda tetap tepat sasaran. Anda pun tidak perlu mengandalkan analisis pribadi semata, sebab tersedia panduan dari advisor bersertifikat yang membantu menyusun strategi investasi sesuai profil risiko dan tujuan finansial Anda. Hal ini sangat berguna, terutama bagi investor pemula.

Selain itu, notifikasi real time akan membantu Anda menangkap peluang pasar maupun peringatan penting, seperti peluncuran obligasi baru atau perubahan kupon, sementara kelas edukasi finansial di aplikasi membuat Anda semakin memahami seluk-beluk investasi obligasi. Dengan akses 24/7 melalui ponsel, Anda juga bisa membeli atau menjual obligasi kapan saja, bahkan saat terjadi perubahan pasar secara tiba-tiba, tanpa harus terikat jam kerja atau mengunjungi kantor cabang.

Tak hanya itu, aplikasi ini didukung pula oleh tim ahli yang secara proaktif memantau pasar dan memberikan strategi investasi yang terkurasi serta relevan. Membantu Anda beradaptasi terhadap dinamika ekonomi dan suku bunga. Inilah saat yang tepat bagi Anda untuk mulai berinvestasi dengan strategi yang cermat, teknologi yang tepat, dan platform terpercaya, Anda bisa meraih keuntungan optimal tanpa harus khawatir menghadapi kesalahan yang merugikan.

So, tak perlu menunda lagi. Ayo segera mulai investasi obligasi melalui Aplikasi DBS digibank. Anda bisa melakukan jual beli Obligasi Pemerintah dengan mudah, menikmati investasi yang dijamin oleh pemerintah Republik Indonesia, memperoleh pendapatan tetap dari pembayaran kupon/imbal hasil, dan memulai investasi hanya dengan Rp1 juta. Benar-benar solusi yang fleksibel dan terjangkau bukan? Masih penasaran dan mau tahu lebih banyak lagi tentang obligasi melalui Aplikasi DBS digibank, sila cari tahu lengkapnya di sini ya!

Baca Juga:

Bagaimana Cara Kerja Imbal Hasil Kupon Tetap pada Obligasi?

Cara Memantau Pergerakan Harga Obligasi di Pasar Sekunder

Mau Investasi Sukuk Ritel atau Sukuk Tabungan, Lebih Untung Mana?