Perubahan iklim kini bukan sekedar isu belaka, karena dampaknya sudah sangat terasa pada kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah harga makanan yang terus naik. Hal ini diakibatkan menurunnya tingkat produktivitas pertanian dan terganggunya rantai pasokan makanan. Jika dibiarkan terus-menerus, maka kesenjangan antar masyarakat juga akan semakin terasa, terutama pada populasi rentan yang ekonominya bergantung pada pertanian.
Mari bahas selengkapnya di bawah ini!
Menurunnya Produktivitas Pertanian
Tahukah kamu, bahwa pertanian adalah sektor yang paling terdampak jika perubahan iklim terus terjadi?
Perubahan pola curah hujan dan kenaikan suhu udara dapat menyebabkan produksi pertanian menurun secara signifikan. Ada banyak dampak yang dirasakan seperti gagal panen akibat kekeringan atau banjir dan hama yang terus menyerang. Tidak hanya itu saja, perubahan ini akan memengaruhi penggunaan lahan dan pergeseran zona yang cocok untuk bercocok tanam. Jika semakin sedikit lahan yang bisa digunakan untuk budidaya tanaman pangan, maka akan semakin sedikit juga yang bisa dihasilkan.
Selain itu, kelangkaan air akibat perubahan pola curah hujan dan peningkatan laju penguapan dapat menurunkan produktivitas pertanian juga. Solusi seperti irigasi dan pengelolaan air yang mahal juga dapat membuat para petani harus memiliki modal lebih tinggi untuk bisa budidaya tanaman makanan.
Sulitnya budidaya akan sangat berpengaruh pada persediaan komoditas makanan dan menjadi pemicu kenaikan harga makanan. Selain konsumen, tentunya ancaman ekonomi jika akan dirasakan oleh petani dan pelaku industri lainnya.
Terhambatnya Distribusi Makanan
Pada daerah perkotaan yang jauh dari pusat pertanian, tentu akan sangat mengandalkan distribusi untuk mendapatkan pasokan makanan. Namun, perubahan iklim yang menyebabkan berbagai bencana alam juga dapat merusak infrastruktur dan ditutupnya pelabuhan, sehingga jaringan transportasi akan terganggu. Terhambatnya proses pengiriman pangan dari produsen ke konsumen ini juga berkontribusi terhadap kenaikan harga makanan.
Meningkatnya Kesenjangan Ekonomi di Masyarakat
Perubahan iklim yang menurunkan produktivitas pertanian dan membuat harga makanan jadi semakin tinggi akan memperburuk kesenjangan yang sudah ada, khususnya terhadap populasi rentan dan masyarakat yang bergantung pada pertanian. Saat terjadi cuaca ekstrem yang mengakibatkan banjir, kekeringan, dan membuat gagal panen, populasi ini bisa kehilangan pasokan pangan dan sumber mata pencaharian. Kenaikan harga di luar pun mungkin membuat makanan jadi kebutuhan yang sulit terjangkau bagi mereka, berujung meningkatnya kasus kelaparan dan malnutrisi.
Dalam kondisi kelaparan, produktivitas mereka pun akan berkurang tentunya. Kasus malnutrisi yang terjadi pada usia anak-anak dapat menghalangi perkembangan fisik dan juga kognitif, yang menghambat mereka di masa produktifnya nanti. Akhirnya, kesenjangan di masyarakat akan semakin tinggi.
Strategi Mitigasi Krisis Pangan
Untuk menjaga produktivitas pertanian, tentu harus ada strategi mitigasi yang berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan edukasi adaptasi. Misalnya diversifikasi tanaman, pengolahan tanah konservasi, dan peningkatan teknik pengelolaan air agar laha pertanian dapat tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Pada level individu, yang bisa kita lakukan adalah berusaha mengurangi jejak karbon agar tidak memperparah efek gas rumah kaca, seperti beralih ke transportasi umum, bijak menggunakan listrik, atau berinvestasi pada perusahaan yang mengedepankan kelestarian lingkungan dan menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).
Jika kamu ingin mulai menumbuhkan uang dengan investasi, tapi juga ingin menjaga alam, inilah saatnya! Cek fitur Invest better pada Live Better di aplikasi digibank by DBS, di mana kamu bisa beli reksa dana dari perusahaan hijau yang telah dikurasi dan diverifikasi. Mulai dari Rp100 ribu saja, kamu sudah bisa berinvestasi!
