deposito
30 Jun 2025

Deposito Vs Obligasi, Mana yang Cocok untuk Jangka Panjang?

Poin penting:

Investasi deposito populer sebagai langkah awal karena menawarkan keamanan dan kemudahan. Untuk investasi jangka panjang, obligasi juga menarik karena potensi imbal hasil lebih tinggi.

  • Memahami Makna Investasi Jangka Panjang: dirancang untuk periode minimal 5 hingga 10 tahun, fokus pada pencapaian tujuan seperti dana pensiun, pendidikan anak, atau kepemilikan rumah. Selain bunga, investasi harus menawarkan potensi apresiasi nilai modal, menyebar dana ke berbagai instrumen untuk meredam fluktuasi pasar, hasil investasi harus mampu melampaui laju inflasi agar daya beli tetap terjaga, kesabaran dan konsistensi penting karena fluktuasi jangka pendek akan selalu terjadi.
  • Kelebihan dan Kekurangan Deposito: Kelebihan: Suku bunga lebih tinggi dari tabungan, dijamin LPS, mudah kelola, bisa jadi agunan, fitur ARO. Kekurangan: Imbal hasil relatif rendah, likuiditas terbatas, tergerus inflasi, pajak bunga 20%, tanpa capital gain, tergantung suku bunga pasar.
  • Siapa Investor yang Cocok untuk Deposito Jangka Panjang? Profil investor yang mengutamakan keamanan, stabilitas arus kas, dan pemula yang belajar investasi.
  • Kelebihan dan Kekurangan Obligasi: Kelebihan: Pendapatan kupon rutin, imbal hasil lebih tinggi, potensi capital gain, prioritas klaim aset, diversifikasi portofolio. Kekurangan: Likuiditas terbatas, risiko capital loss, risiko gagal bayar, pengaruh suku bunga & nilai tukar, minimum investasi tinggi.
  • Siapa Investor yang Cocok untuk Obligasi Jangka Panjang? Profil investor yang mengincar hasil lebih tinggi, siap analisis risiko, tahan fluktuasi jangka pendek, dan membutuhkan diversifikasi.
  • Lantas, Mana yang Cocok untuk Jangka Panjang? Deposito dan obligasi saling melengkapi; pilih sesuai profil risiko, tujuan keuangan, atau kombinasikan untuk strategi optimal.
  • Aplikasi DBS digibank sebagai Solusi Investasi Cerdas: Platform dengan diskusi tren terkini, panduan advisor, notifikasi & kelas edukasi, akses 24/7, dan jaringan DBS se-Asia.

 

Investasi deposito sering menjadi pilihan awal bagi banyak orang karena menawarkan keamanan dan kemudahan. Namun, ketika bicara soal investasi jangka panjang, opsi seperti obligasi juga mulai menarik perhatian investor. Kali ini, mari kupas keduanya secara mendalam, mulai dari maknanya, kelebihan maupun kekurangannya, hingga profil investor yang cocok, sebelum memberikan rekomendasi yang tepat. oleh karena itu, simak artikel ini sampai akhir untuk memahami mana yang paling sesuai dengan tujuan keuangan Anda.

Memahami Makna "Investasi Jangka Panjang"

Investasi jangka panjang umumnya memiliki jangka waktu minimal 5 hingga 10 tahun, dengan tujuan utama untuk meningkatkan nilai aset secara signifikan. Dalam strategi ini, Anda tidak sekadar berinvestasi demi kebutuhan jangka pendek, melainkan berupaya mencapai berbagai tujuan finansial besar seperti dana pensiun, pendidikan anak, atau kepemilikan rumah.

Beberapa aspek utama yang perlu Anda pahami dalam investasi jangka panjang mencakup pertumbuhan nilai aset, di mana Anda tidak hanya mengandalkan bunga semata, melainkan juga potensi apresiasi nilai investasi. Diversifikasi menjadi strategi penting agar portofolio Anda lebih tangguh dalam menghadapi fluktuasi pasar. Selain itu, Anda harus memperhatikan inflasi, karena dalam jangka panjang, inflasi dapat menggerus daya beli sehingga hasil investasi harus mampu melampaui laju inflasi. Terakhir, dibutuhkan komitmen waktu, kesabaran, serta konsistensi, sebab fluktuasi jangka pendek pasti terjadi, namun fokus utama tetap pada hasil jangka panjang.

Dengan memahami prinsip-prinsip tersebut, kini saatnya Anda mempertimbangkan instrumen mana yang sesuai dalam strategi jangka panjang Anda. Salah satu instrumen yang banyak dipilih adalah deposito. Namun, apakah karakter deposito benar-benar mendukung pertumbuhan investasi jangka panjang Anda? Yuk cari tahu dahulu kelebihan dan kekurangannya.

Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Tentang Deposito

Deposito adalah produk simpanan di bank yang memberikan bunga tetap selama periode tertentu. Sebagai salah satu instrumen keuangan paling populer, deposito sering dipilih oleh investor yang ingin menjaga stabilitas modalnya sambil mendapatkan pendapatan pasif. Dalam konteks investasi jangka panjang, penting bagi Anda untuk memahami bagaimana karakter deposito dapat membantu atau justru membatasi potensi pertumbuhan aset. Berikut adalah kelebihan dan kekurangannya yang perlu Anda pertimbangkan.

Kelebihan

  • Deposito menawarkan bunga kompetitif yang sudah ditetapkan sejak awal, biasanya di atas bunga tabungan konvensional
  • Dana Anda relatif aman karena simpanan dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank, serta pengawasan dari OJK
  • Proses pembukaan dan pengelolaan deposito sangat sederhana, bisa lewat aplikasi atau cabang bank, tanpa perlu pemantauan aktif
  • Sertifikat deposito memungkinkan Anda mendapat akses kredit cepat dengan menjaminkan deposito sebagai agunan
  • Fitur Automatic Roll Over (ARO); Banyak bank menawarkan perpanjangan otomatis saat jatuh tempo, memungkinkan bunga bergulir menjadi pokok baru dan memperkuat efek compounding.

Kekurangan

  • Walaupun lebih tinggi dari tabungan, bunga deposito masih jauh di bawah potensi keuntungan instrumen seperti obligasi, saham, atau reksa dana
  • Dana deposit tidak bisa dicairkan sewaktu-waktu tanpa penalti. Bila dicairkan sebelum jatuh tempo, bunga bisa hilang atau ada potongan
  • Jika suku bunga deposito lebih rendah dari laju inflasi, maka nilai riil dari dana deposito bisa menurun seiring waktu
  • Bunga deposito dikenakan PPh final 20% atas bunga bruto untuk saldo di atas Rp7,5 juta. Pajak ini dipotong otomatis oleh bank dan tidak perlu dilaporkan lagi di SPT
  • Deposito hanya memberikan bunga tetap, tanpa potensi capital gain dari apresiasi aset
  • Tergantung kondisi ekonomi dan bunga pasar; Saat suku bunga acuan rendah, suku bunga deposito juga ikut turun, sehingga hasil investasi bisa kurang optimal

Siapa Investor yang Cocok untuk Deposito Jangka Panjang?

Deposito sangat cocok bagi Anda yang mengutamakan keamanan dalam berinvestasi. Jika Anda termasuk tipe investor yang tidak nyaman dengan risiko dan lebih memilih jaminan modal meskipun imbal hasilnya relatif kecil, maka deposito adalah pilihan yang tepat. Selain itu, deposito juga sesuai bagi Anda yang membutuhkan stabilitas arus kas, misalnya untuk menempatkan dana tertentu yang tidak ingin diganggu hingga akhir tenor.

Bagi Anda yang baru memulai perjalanan investasi, deposito menjadi instrumen yang mudah dipahami dan minim risiko, sehingga cocok sebagai langkah awal untuk belajar mengelola dana. Namun demikian, bila tujuan Anda adalah mengejar pertumbuhan aset yang signifikan dalam jangka panjang, deposito sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya instrumen investasi, karena potensi imbal hasilnya yang terbatas.

Kelebihan dan Kekurangan Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan, di mana Anda sebagai investor meminjamkan dana dan menerima kupon atau bunga secara berkala. Obligasi menawarkan kombinasi antara pendapatan tetap dan potensi apresiasi harga, sehingga menjadi pilihan menarik dalam strategi investasi jangka panjang. Namun, seperti instrumen lain, obligasi juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipahami secara matang sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi.

Kelebihan

  • Pendapatan rutin berupa kupon yang dibayarkan secara berkala, memberikan arus kas stabil.
  • Imbal hasil lebih tinggi dibandingkan deposito atau tabungan, dengan risiko yang relatif terkendali.
  • Potensi capital gain jika dijual di pasar sekunder saat harga obligasi naik.
  • Prioritas klaim aset jika penerbit mengalami likuidasi, terutama untuk obligasi pemerintah yang sangat aman.
  • Diversifikasi portofolio yang lebih baik karena obligasi sebagai instrumen pendapatan tetap melengkapi saham dan instrumen lain.

Kekurangan

  • Likuiditas terbatas, harga jual di pasar sekunder bisa kurang menguntungkan jika permintaan rendah.
  • Risiko capital loss akibat fluktuasi harga obligasi ketika suku bunga naik atau sentimen pasar memburuk.
  • Risiko gagal bayar (default) terutama pada obligasi korporasi jika penerbit tidak dapat membayar kupon atau pokok.
  • Pengaruh perubahan suku bunga dan nilai tukar terutama untuk obligasi luar negeri, yang bisa menyebabkan kerugian nilai tukar.
  • Minimum investasi relatif tinggi, sehingga kurang cocok untuk investor dengan dana terbatas.
  • Kupon obligasi dikenakan PPh final 10%, dan capital gain dari penjualan di pasar sekunder dikenakan pajak 0,03% dari nilai transaksi.

 

Baca Juga: Tips supaya Gaji Nggak Cuma Habis untuk Impulsive Buying

 

Siapa Investor yang Cocok untuk Obligasi Jangka Panjang?

Obligasi merupakan pilihan yang sesuai bagi Anda yang mengincar imbal hasil lebih tinggi dibandingkan deposito, namun tetap ingin menjaga kestabilan portofolio. Instrumen ini cocok bagi Anda yang siap menganalisis risiko dari penerbit obligasi, atau yang memilih mempercayakan pengelolaannya kepada analis profesional atau melalui reksa dana obligasi. Selain itu, obligasi ideal untuk investor yang tidak keberatan menghadapi fluktuasi harga jangka pendek, selama memiliki komitmen untuk memegangnya hingga jatuh tempo guna mengoptimalkan potensi kupon dan capital gain. Bagi Anda yang ingin memperkuat diversifikasi portofolio, terutama jika saat ini belum banyak terekspos pada saham atau instrumen pasar modal lainnya, obligasi dapat menjadi tambahan yang sangat bermanfaat.

Lantas, Mana yang Cocok untuk Jangka Panjang?

Berikut perbandingan keduanya secara ringkas dalam bentuk tabel:

Aspek

Deposito

Obligasi

Keamanan Modal

Sangat Tinggi (dijamin LPS)

Tinggi–Sedang (tergantung penerbit)

Imbal Hasil Potensial

3–5% p.a.

6–10% p.a. + potensi keuntungan modal

Likuiditas

Rendah (terkunci tenor)

Cukup (tersedia pasar sekunder)

Pengetahuan Diperlukan

Minimal

Moderat–Tinggi (analisis risiko)

Diversifikasi Portofolio

Rendah

Baik (kupon + potensi capital gain)

Responsif terhadap Suku Bunga

Rendah

Tinggi (harga fluktuasi)

 

Melihat perbandingan di atas, dapat disimpulkan bahwa deposito dan obligasi memiliki peran yang saling melengkapi dalam strategi investasi jangka panjang. Jika prioritas utama Anda adalah keamanan modal dan kestabilan pendapatan, deposito menjadi pilihan yang tepat.

Sebaliknya, jika Anda mengincar pertumbuhan aset yang lebih agresif dan bersedia menghadapi fluktuasi jangka pendek, obligasi menawarkan potensi imbal hasil yang lebih menarik. Dengan diversifikasi yang baik, obligasi dapat memperkuat portofolio investasi Anda dan membantu melawan dampak inflasi dalam jangka panjang.

Pada akhirnya, pilihan antara deposito atau obligasi sangat bergantung pada profil risiko, tujuan keuangan, dan preferensi investasi Anda. Tidak ada satu instrumen yang secara mutlak lebih unggul. Bahkan kombinasi keduanya justru dapat menjadi strategi yang optimal untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang.

Nah, setelah memahami karakteristik dan potensi antara investasi deposito maupun obligasi, Anda tentu ingin tahu bagaimana mengelola kedua instrumen ini secara optimal dalam strategi investasi jangka panjang. Di sinilah peran platform digital yang andal menjadi sangat penting. Salah satu yang layak Anda pertimbangkan adalah Aplikasi DBS digibank, yang dirancang untuk membantu Anda berinvestasi dengan lebih cerdas, efisien, dan terinformasi.

Melalui aplikasi ini, Anda dapat terus mengikuti diskusi tren terkini di dunia finansial, baik lewat webinar, artikel, maupun analisis dari para ahli, sehingga selalu up-to-date dalam pengelolaan portofolio. Selain itu, tersedia panduan finansial dari advisor, di mana Anda dapat berkonsultasi langsung dengan financial advisor yang membantu merancang strategi investasi sesuai dengan profil risiko dan tujuan pribadi Anda.

Aplikasi ini juga memberikan notifikasi yang membantu Anda mengelola investasi secara proaktif, seperti pengingat jatuh tempo deposito, tren suku bunga, hingga rekomendasi obligasi yang sesuai. Tidak hanya itu, tersedia pula kelas edukasi finansial yang bisa Anda ikuti untuk memperdalam pemahaman tentang produk keuangan dan strategi investasi.

Keunggulan lain yang tak kalah menarik adalah kemampuan untuk menangkap momentum 24/7. Dengan interface aplikasi yang ramah pengguna, Anda bisa dengan mudah menempatkan dana, memantau bunga deposito, atau membeli obligasi kapan saja dan di mana saja, tanpa batasan waktu. Lebih dari itu, Aplikasi DBS digibank yang memiliki jaringan kuat di Asia Tenggara memungkinkan Anda untuk mengembangkan investasi maupun bisnis lebih luas lagi, dengan akses ke berbagai produk dan peluang investasi lintas pasar melalui jaringan DBS se-Asia.

Sejatinya, baik deposito maupun obligasi memiliki peran penting dalam strategi investasi jangka panjang Anda. Jika Anda mengutamakan keamanan dan stabilitas, deposito dapat menjadi pilihan utama yang memberikan kenyamanan. Namun, bila Anda siap mengambil risiko yang lebih terukur demi potensi imbal hasil yang lebih tinggi dan diversifikasi portofolio, obligasi layak untuk Anda pilih.

Jadi, untuk memulai perjalanan investasi yang lebih mudah, praktis, dan modern, Anda dapat memanfaatkan Aplikasi DBS digibank. Platform ini menawarkan berbagai keunggulan, seperti kemudahan memulai investasi deposito hanya dengan Rp1 juta, bunga kompetitif hingga 5% p.a., akses 24/7 tanpa perlu datang ke bank fisik, jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta pilihan tenor fleksibel: 1, 3, 6, 9, dan 12 bulan, yang dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan likuiditas. Yuk, segera mulai investasi deposito Anda melalui Aplikasi DBS digibank sekarang juga. Klik tautan ini untuk mendapatkan informasi lebih detail dan wujudkan pertumbuhan aset Anda dengan cerdas!

 

Baca Juga:

Tips Memilih Bank untuk Investasi Deposito yang Aman

Deposito Valas: Kenali Pengertian, Manfaat & Suku Bunganya

Mau Dapat Passive Income dari Deposito?Perhatikan Hal Ini!