Seiring dengan meningkatnya suhu bumi akibat pemanasan global, kutub yang terdiri dari gunung es terus mencair. Padahal es di kutub punya peran yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Jika emisi terus meningkat tanpa kontrol, maka es di kutub diprediksi akan hilang tak bersisa dalam 10 tahun lagi menurut penelitian Projections of an ice-free Arctic Ocean (2024) yang terbit di Nature reviews Earth & Environment.
Es yang ada di kutub berfungsi sebagai lapisan pelindung bumi karena dapat memantulkan panas dari sinar matahari. Selain itu, keberadaan es di daratan kutub juga menjaga suhu bumi cukup dingin untuk layak ditinggali.
Dampak Mencairnya Kutub Terhadap Ketersediaan Makanan
Jika kutub es mencair, tentunya akan terjadi perubahan besar pada ekosistem, kehidupan masyarakat, dan juga ketersediaan makanan. Yuk, bahas selengkapnya di bawah ini!
1. Kenaikan Permukaan Air Laut
Salah satu dampak yang paling jelas adalah meningkatnya volume air laut bumi. Jika pemanasan global tidak segera dikendalikan, maka tinggi permukaan air laut diprediksi akan naik 1 meter pada abad ini. Hal ini dapat menyebabkan banjir melanda di wilayah-wilayah pesisir dan mangrove.
Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies di daerah rawa dan mangrove, kenaikan permukaan air laut juga menciptakan intrusi air asin ke tanah pertanian. Hal ini dapat merusak produktivitas pertanian dan mengancam ketahanan pangan lokal.
2. Rusaknya Terumbu Karang
Mencairnya es di kutub diikuti dengan pelepasan banyak karbon dioksida ke atmosfer dan membuat air laut yang lebih asam. Hal ini menyebabkan terumbu karang jadi memutih, rusak, dan kemudian lenyap. Jika tidak ada terumbu karang, maka otomatis kesimbangan ekosistem di laut akan rusak, sehingga banyak kematian spesies, termasuk ikan-ikan sebagai salah satu penyuplai makanan manusia.
3. Meningkatnya Kasus Gagal Panen
Perubahan arus laut dan sirkulasi termal dapat memicu perubahan iklim dan curah hujan. Bencana alam seperti badai, angin kencang, kekeringan, dan banjir dapat melanda area pertanian, sehingga kemungkinan gagal panen akan semakin tinggi dan menyebabkan berkurangnya pasokan makanan.
4. Kemarau Panjang
Es yang mencair akan membuat suhu bumi meningkat, sehingga sumber air tanah juga berkurang secara signifikan. Pada akhirnya, krisis air bersih juga akan melanda dan akan mengancam makhluk hidup di bumi, termasuk manusia.
Tidak hanya itu saja, peningkatan suhu bumi dan meluasnya kekeringan akan memicu efek berantai lainnya seperti kebakaran hutan. Di Indonesia, kita sudah sering melihat kasus kebakaran hutan di berbagai wilayah akibat panjangnya musim kemarau. Hal ini dapat melenyapkan daratan hijau dan mengancam keberadaan spesies tanaman dan hewan yang jadi sumber makanan manusia.
Strategi Mitigasi Terhadap Perubahan Iklim
Negara-negara di seluruh dunia telah menyadari bahwa ada kebutuhan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan pemanasan global ini. Inisiatif seperti The Paris Agreement dibuat dengan kerjasama berbagai pihak secara global, tujuannya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan melindungi ekosistem kutub. Upaya konservasi seperti kawasan cagar yang dilindungi juga dapat menjaga ekosistem di bumi dan menjadi bentuk mitigasi perubahan iklim.
Sebagai individu, yang dapat kita lakukan adalah mengurangi jejak karbon seperti menggunakan listrik dengan bijak, beralih ke transportasi umum, atau mendukung terhadap perusahaan yang lebih ramah lingkungan dengan cara investasi hijau.
Nah, investasi hijau ini mudah dilakukan melalui fitur Invest Better pada Live Better yang ada di aplikasi digibank by DBS. Hanya dengan Rp100 ribu, kamu bisa mulai membeli reksa dana dari perusahaan yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan pada bisnis atau pembangunannya. Kapan lagi bisa turut serta melestarikan lingkungan, termasuk daerah kutub sambil menumbuhkan keuanganmu? Yuk, mulai sekarang!