Kebijakan Bank Indonesia menjaga spread suku bunga dengan negara maju, membuat obligasi Indonesia menjadi salah satu yang paling menarik di pasar dunia. Spread suku bunga adalah selisih bunga yang ditawarkan perbankan dengan kupon yang diberikan oleh penerbit obligasi.
Sebagai gambaran, Bank Sentral Amerika menetapkan suku bunga mereka pada posisi 0 persen-0,25 persen. Demikian juga dengan suku bunga acuan BI 7 day repo rate yang ditetapkan 3,75 persen.
Dengan bunga yang relatif sangat rendah ini maka investor perlu menempatkan aset ke instrumen yang sama amannya dengan deposito namun memberikan yield yang lebih baik. Maka obligasi muncul sebagai pilihan investasi yang makin diminati.
Minat masyarakat untuk berinvestasi obligasi pun terus meningkat seiring dengan bangkitnya perekonomian nasional setelah beberapa bulan lamanya mengalami kemunduran akibat pandemi virus corona. Beberapa tanda-tanda positif perbaikan ekonomi di antaranya
- Peningkatan ekonomi ditandai dengan penyaluran stimulus dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah mencapai 80%. Pada September 2020, BI mencatat jumlah uang beredar (M1 growth) mencapai 17,6% yang didukung kenaikan harga komoditi.
- Membaiknya pertumbuhan kredit. Bank Indonesia proyeksi, pertumbuhan kredit di kuartal 4/2020 akan membaik dibandingkan kuartal sebelumnya.
- Mulai masuknya aliran dana asing ke Indonesia yang mendorong penguatan rupiah sehingga memberi keyakinan bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga 3,75%.
Tiga indikator positif perekonomian nasional ini membuat pasar obligasi akan kembali menguat. Ini menjadi peluang yang baik bagi para investor untuk meningkatkan nilai investasi pada obligasi. Tak hanya itu, investor baru pun bisa mencoba instrumen investasi ini untuk memaksimalkan keuntungan.
Obligasi adalah pilihan investasi yang menjanjikan setelah masalah pandemic mulai bisa ditangani. Untuk memberikan stimulus pada pasar obligasi ini pula pemerintah pun makin rajin mengeluarkan seri obligasi untuk bisa menyerap dana dari publik.
Untuk mendapatkan obligasi, para investor bisa membeli melalui pasar perdana pada saat initial public offering (IPO), atau bisa pula membeli lewat tangan kedua, ketiga dan seterusnya di pasar sekunder.
Obligasi adalah salah satu cara pemerintah mendapatkan pemerintah dengan mengeluarkan surat perjanjian utang dengan kewajiban pembayaran bunga melalui kupon dan pengembalian dana investor pada saat jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan awal.
Di pasar perdana, obligasi dapat dibeli pada saat penerbitan dan hanya bisa dijual kembali pada saat masa jatuh tempo. Terdapat produk obligasi seperti ORI, SR, SUKUK dan ST yang bisa dibeli di pasar perdana dengan mengikuti jadwal dari pemerintah untuk periode pembelian.
Sedangkan di pasar sekunder, pembelian obligasi non ritel dapat dilakukan sepanjang waktu sebelum obligasi jatuh tempo. Produk obligasi non ritel di pasar sekunder berupa obligasi FR dan obligasi INDON dan INODIS.
Obligasi FR adalah surat utang negara yang ditujukan kepada investor non ritel dalam mata uang rupiah yang dapat dibeli mulai dari Rp1 juta. Sedangkan INDON merupakan surat utang negara yang diterbitkan dalam mata uang valuta asing (valas). Biasanya Seri obligasi INDON diterbitkan dalam dolar Amerika Serikat dengan transaksi minimal USD 1000.
Cerahnya prospek pasar obligasi di masa setelah pandemi menjadi semakin terbuka dengan makin mudahnya akses public untuk bisa memiliki obligasi. Dengan memanfaatkan layanan e-SBN yang dapat diakses melalui Aplikasi digibank by DBS, kini masyarakat bisa membeli obligasi dengan mudah.
Ada banyak keuntungan yang bisa dirasakan dengan bertransaksi obligasi pasar sekunder melalui aplikasi digibank by DBS. Beberapa di antaranya adalah:
- Tersedia dalam mata uang Rupiah dan US Dollar dan dengan jangka waktu mulai dari 5 hingga 50 tahun
- Dapat diperjualbelikan kapan saja dengan harga mengikuti pasar
- Penjualan kembali dapat dilakukan setelah settlement transaksi dilakukan dan dengan potensi keuntungan dari capital gain
- Pembelian mulai Rp 1 juta atau USD 1.000 dan dengan kupon/imbalan tetap
- Hanya dengan penempatan mulai dari Rp 1 juta atau USD 1.000, kamu dapat mulai berinvestasi dan mendapatkan kupon/imbalan tetap yang dibayarkan setiap 6 bulan
Pembelian obligasi melalui Aplikasi digibank by DBS dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, selama 24/7. Cara membeli obligasi pun relatif mudah karena investor bisa mendapatkan nomor Single Investor Identification (SID), memesan, membeli dan menjual kembali obligasi hanya dari satu aplikasi.
Berikut langkah yang perlu dilakukan saat berinvestasi obligasi melalui aplikasi digibank by DBS:
- Registrasi Proses pendaftaran calon investor dengan memasukkan data-data antara lain, data diri dan nomor SID ( Single Investor Identification ) - bila sudah memiliki nomor SID, langkah ini bisa dilewati.
- Setelah mendapat konfirmasi via email, jangan lupa lakukan registrasi e-SBN di aplikasi digibank by DBS kamu
- Lakukan pemesanan
- Lakukan pembayaran ( dapat dilakukan di digisaving atau dari bank lain )
Bertransaksi obligasi melalui digibank by DBS juga fleksibel dan tidak dikenakan biaya administrasi untuk setiap transaksi beli. Investor hanya dikenai pemotongan pajak 15% untuk setiap transaksi jual obligasi seperti yang telah ditetapkan oleh negara.
Jadi tunggu apalagi, sambutlah prospek bahwa obligasi adalah instrumen investasi yang cerah. Hanya dengan melakukan transaksi dari genggaman, investor bisa mendapatkan manfaat maksimal. Segera kunjungi go.dbs.com/obligasi atau download aplikasinya sekarang juga untuk bisa merasakan manfaatnya.***