Cara Kerja dan Potensi Pertumbuhan Reksadana Saham Mendatang
10 Jan 2022

Cara Kerja dan Potensi Pertumbuhan Reksadana Saham Mendatang

Reksadana menjadi instrumen investasi yang populer di kalangan masyarakat terutama dari kalangan milenial. Reksadana saham merupakan jenis reksadana yang berpotensi memberikan keuntungan besar namun dengan tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan jenis reksadana lain. Oleh karena itu, kamu tidak boleh salah mengambil langkah ketika melakukan investasi di reksadana berbasis saham.

Kabar baiknya pertumbuhan ekonomi di Indonesia kini mulai menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Tentunya kondisi perekonomian yang mulai bangkit seperti sekarang ini akan berdampak positif bagi kinerja dan pertumbuhan reksadana berbasis saham. Bisa dikatakan bahwa saat ini reksadana berbasis saham memiliki prospek yang cukup baik di masa mendatang.

 

Apa Itu Reksadana Saham?

Sebelum membahas tentang cara kerja reksadana berbasis saham ada baiknya jika kamu memahaminya pengertiannya terlebih dulu. reksadana berbasis saham tidak jauh berbeda dengan jenis reksadana lain hanya saja perbedaannya terletak pada instrumen investasi yang digunakan. Pada jenis reksadana berbasis saham instrumen investasi yang digunakan adalah saham sehingga manajer investasi akan menginvestasikan dana kelolaannya ke pasar saham.

Reksadana berbasis saham termasuk jenis instrumen investasi yang cukup diminati masyarakat karena memberikan imbal hasil yang lumayan tinggi. Meskipun imbal hasil yang didapatkan tidak sebesar ketika berinvestasi saham secara langsung setidaknya risiko yang ditanggung lebih rendah. Jadi, bisa dijadikan pilihan yang tepat bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar saham tapi masih belum siap dengan risikonya yang begitu tinggi.

 

Perbedaan Reksadana Saham dengan Investasi Saham Investasi

Bagi sebagian orang yang tidak terlalu menekuni dunia investasi pasti berpikir bahwa reksadana berbasis saham dan investasi saham adalah dua instrumen yang sama. Padahal sebetulnya keduanya cukup berbeda dari berbagai segi. Berikut beberapa penjelasan mengenai perbedaan keduanya.

  • Pengelolaan Dana
    Investasi saham dikelola secara langsung oleh investor jadi mereka akan membeli saham di pasar modal secara mandiri. Sementara pada reksadana investor akan menyetorkan dananya ke pihak manajer investasi, lalu manajer investasi akan mengelola dana tersebut dengan menginvestasikannya ke efek saham.
  • Risiko Investasi
    Risiko membeli saham secara langsung di pasar modal cukup tinggi, apalagi jika dilakukan dengan strategi yang kurang matang. Untuk mendapatkan keuntungan dari investasi saham dibutuhkan kemampuan analisis dan prediksi pasar yang baik. Berbeda dengan reksadana berbasis saham investor tidak perlu melakukan analisis dan memprediksi kondisi pasar karena ada manajer investasi profesional yang akan melakukannya. Sehingga tingkat risikonya akan lebih rendah dibanding membeli saham secara langsung.
  • Modal yang Dibutuhkan
    Membeli saham secara langsung di pasar modal memerlukan dana yang cukup besar sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menjangkaunya. Berbeda dengan reksadana berbasis saham yang bisa dijangkau oleh masyarakat luas karena bisa dilakukan dengan modal kecil. Dengan dana sebesar ratusan ribu kamu sudah bisa berinvestasi reksadana berbasis saham.

 

Keuntungan Reksadana Saham Dibandingkan Investasi Saham secara Langsung

Membeli efek saham secara langsung lebih menguntungkan bagi investor yang sudah berpengalaman. Namun, opsi yang paling tepat bagi investor yang mulai memasuki dunia saham adalah melalui reksadana berbasis saham. Lantas, apa keuntungannya dibandingkan membeli saham secara langsung di pasar modal? Berikut beberapa alasan yang patut dipertimbangkan.

  • Tidak Perlu Modal Besar
    Membeli saham secara langsung di pasar modal tentunya dibutuhkan dana yang cukup besar. Berbeda dengan investasi reksadana berbasis saham yang mana investor tidak perlu menyiapkan modal besar untuk memulainya. Dengan dana ratusan ribu saja kamu sudah bisa melakukan investasi di reksadana berbasis saham dengan mudah. Sehingga siapa pun bisa menjangkaunya jadi tidak ada halangan untuk memulai investasi di reksadana berbasis saham.
  • Risiko Lebih Rendah
    Berbeda dengan membeli saham secara langsung yang mana risiko sepenuhnya akan ditanggung oleh investor. Di reksadana berbasis saham ada manajer investasi profesional yang akan mengoptimalkan kinerja reksadana. Sehingga para investor baru tidak perlu repot-repot melakukan analisis pasar karena tugas tersebut menjadi pekerjaan manajer investasi. Bagi investor yang tidak punya waktu memantau perkembangan pasar, reksadana berbasis saham ini bisa  menjadi pilihan yang tepat.
    Manajer investasi akan mengoptimalkan kinerja reksadananya untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal. Jadi, risiko yang akan ditanggung oleh investor tentunya lebih rendah bila dibandingkan dengan membeli saham secara langsung. Seperti yang kamu tahu melakukan analisis dan memprediksi pasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Diperlukan seorang profesional yang benar-benar ahli pada bidang tersebut jadi bagi kamu yang memiliki kemampuan yang cukup sebaiknya memilih reksadana berbasis saham.
  • Tidak Ada biaya Pajak
    Keuntungan yang didapat dari investasi reksadana tidak akan terpotong oleh biaya pajak karena keuntungan reksadana tidak termasuk dalam objek pajak. Berbeda dengan investasi saham secara langsung yang mana investor akan dikenakan pajak sebesar 0,1 persen setiap melakukan penjualan saham. Tidak hanya itu keuntungan yang didapatkan dari investasi saham secara langsung juga akan dikenakan pajak sebesar 10 persen.

 

Risiko Investasi Reksadana Saham

Dalam dunia investasi keuntungan dan risiko menjadi dua hal yang tak terpisahkan, pasalnya setiap instrumen pasti memiliki porsi risikonya masing-masing. Reksadana berbasis saham mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksadana. Ini terjadi karena reksadana saham menganut prinsip yang sama seperti investasi saham murni, yakni prinsip high risk high return. Maka, semakin besar peluang keuntungan pada sebuah instrumen, tingkat risikonya juga akan lebih tinggi. Berikut beberapa risiko pada reksadana saham yang perlu dijadikan acuan:

  • Risiko Fluktuasi Harga
    Harga NAB/UP (nilai aktiva bersih per unit penyertaan) dihitung setiap hari dan berpotensi besar mengalami fluktuasi mengikuti kondisi pasar. Fluktuasi harga pada reksadana berbasis saham ini terjadi karena adanya perubahan harga aset yang dikelola di dalamnya.
  • Risiko Likuiditas
    Risiko ini berhubungan dengan proses pencairan dana investasi yang bisa terjadi ketika manajer investasi tidak bisa membayar pencairan dana yang diajukan oleh investor. Risiko ini akan kecil kemungkinannya bila investor memilih manajer investasi tepercaya dan sudah memiliki kredibilitas yang baik.
  • Risiko Gagal Bayar
    Risiko gagal bayar akan terjadi ketika rekan bisnis manajer investasi gagal memenuhi kewajibannya. Rekan bisnis ini termasuk bank kustodian, pialang, emiten, dan agen penjual reksadana yang telah ditunjuk oleh manajer investasi. Sebagai contohnya sebuah manajer investasi menginvestasikan dana kelolaannya ke instrumen obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan AB dengan imbal hasil berupa kupon atau bunga.
    Perusahaan AB mengalami masalah keuangan dan tidak bisa membayar kupon dan dana pokok investasinya. Kondisi seperti ini secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja reksadana.
  • Risiko Kondisi Ekonomi dan Politik
    Harga reksadana saham juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan politik di dalam negeri maupun di luar negeri. Kondisi ekonomi yang mengalami kemunduran akan secara tidak langsung mempengaruhi kinerja reksadana berbasis saham. Kondisi politik pun demikian karena ekonomi di sebuah negara juga dipengaruhi oleh politik.

 

Cara Kerja Reksadana Saham yang Harus Dipahami

Cara kerja reksadana saham pada dasarnya hampir sama dengan jenis reksadana yang lain yakni dengan menghimpun dana investasi dari investor. Lalu mengelola sebagian besar  dari dana yang terkumpul untuk diinvestasikan ke instrumen saham. Untuk lebih jelasnya mengenai rincian cara kerja reksadana berbasis saham berikut penjelasannya:

  • Investor memilih platform penyedia layanan pembelian produk r
  • Investor memilih produk reksadana yang diinginkan.
  • Investor menyetorkan dana investasinya ke manajer investasi sesuai dengan nominal yang diinginkan.
  • Manajer menerima dana tersebut dan akan mengelolanya untuk diinvestasikan kembali untuk menghasilkan keuntungan.
  • Manajer investasi akan memberikan keuntungan dari hasil kegiatan investasi kepada seluruh investor-

Dari penjelasan tersebut bisa diketahui bahwa cara kerja reksadana saham secara umum terbilang sederhana dan mudah dimengerti. Kamu bisa mempelajarinya sebelum memutuskan untuk membeli produk reksadana berbasis saham.

 

Prospek Reksadana Saham di Masa Mendatang

Prospek kinerja reksadana berbasis saham di masa mendatang memberikan tanda-tanda yang baik. Di tengah kondisi pemulihan ekonomi akibat imbas dari adanya pandemi Covid-19, ekonomi di Indonesia diprediksi akan terus mengalami peningkatan. Tentunya ini akan memberikan dampak yang positif pada performa dan pertumbuhan reksadana berbasis saham di masa mendatang. Menurut Schroders perusahaan aset manajemen yang berpusat di Inggris menyatakan bahwa di tahun 2022 ini merupakan tahun yang berpotensi untuk reksadana berbasis saham dan investasi saham.

Di tahun ini perekonomian Indonesia dan global berada di titik pemulihan yang mana pertumbuhannya mulai menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Bisa dibilang prospek reksadana berbasis saham cukup baik di masa mendatang, bahkan ada yang beranggapan sekarang merupakan waktu yang tepat untuk melakukan investasi reksadana berbasis saham.

 

Investasi Reksadana dengan Modal Kecil di digibank by DBS

digibank by DBS merupakan digital banking yang menyediakan berbagai layanan, salah satunya kemudahan dalam berinvestasi reksadana. Kamu bisa membeli produk reksadana di dengan mudah dan aman di Aplikasi digibank by DBS. Tidak perlu menyiapkan modal dalam jumlah besar kamu bisa menyisihkan uang sebesar ratusan ribu untuk mulai berinvestasi. Ada banyak keuntungan yang akan kamu dapatkan ketika membeli produk reksadana. Berikut keunggulan layanan pembelian produk reksadana dari digibank by DBS.

  1. Tersedia 3 Jenis Kategori Reksadana
    Kamu bisa memilih produk reksadana dengan mudah berdasarkan 3 kategori yang dikelompokkan digibank by DBS berdasarkan kinerja terbaik, terpopuler, dan scoring terbaik.
  2. Investasi Lebih Mudah dan Praktis di Satu Aplikasi
    Dengan membeli produk reksadana melalui Aplikasi digibank by DBS, kamu tidak perlu direpotkan dengan proses yang rumit. Itu karena semua proses investasi reksadana bisa kamu lakukan di satu aplikasi. Meliputi proses pendaftaran SID, pembelian, penjualan, hingga switching investasi bisa dilakukan di satu Aplikasi.
  3. Banyak Pilihan Produk Reksadana
    digibank by DBS menyediakan beragam pilihan produk reksadana yang bisa kamu pilih sesuai keinginan. Terdapat lebih dari 50 produk dari berbagai jenis reksadana yang ditawarkan.
  4. Mulai Investasi dengan Modal Rp100.00
    Bagi yang baru ingin mencoba berinvestasi reksadana kamu bisa memulainya dengan modal Rp100.000 saja.
  5. Investasi Secara Berkala Menjadi Lebih Fleksibel
    Melalui Aplikasi digibank by DBS kamu bisa berinvestasi reksadana secara berkala menjadi lebih fleksibel. Dengan memilih pembelian berkala tanpa harus melakukan pendaftaran kembali.

Untuk mulai melakukan investasi reksadana saham kamu perlu melakukan registrasi SID melalui Aplikasi digibank by DBS. Setelah itu kamu bisa mulai membeli produk yang diinginkan dengan mudah dan praktis.

 

Download Now Buat yang belum memiliki Aplikasi digibank by DBS