DBS Treasures Indonesia - Weekly Insight - Week 1 September 2022
09 Sep 2022

Weekly Insight - Week 1 September 2022

Key Points

  • FX: Fed Funds Rate diestimasikan naik ke 4% di tahun ini. DXY akan mencapai level puncak di 4Q22 sebelum menurun di 2023 seiring suku bunga The Fed yang berhenti naik.

  • Rates: Inflasi dan kekhawatiran inflasi telah mencapai puncak. Namun, transisi dari kebijakan moneter The Fed masih akan memerlukan waktu.

FX: Not fighting the Fed

Ekspektasi suku bunga acuan The Fed dan USD dinaikan. The Fed diestimasikan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps yang ketiga kalinya sehingga naik ke 3,25% pada rapat moneter 21 September nanti. Suku bunga The Fed diperkirakan akan naik hingga level 4% pada tahun ini dari sebelumnya 3.5% dan tetap di 4% selama 2023. Dengan asumsi terjadinya soft landing pada perekonomian Amerika, DXY diperkirakan mencapai level puncaknya di 4Q22 sebelum menurun di 2023 searah dengan suku bunga acuan yang berhenti naik.

Pada 7 September, the Fed’s Beige Book dan pidato Fed Vice Chair Lael Brainard akan searah dengan pernyataan hawkish yang disampaikan pada Jackson Hole lalu. Jumat lalu, penambahan tenaga kerja yang turun (US nonfarm payrolls) 315 ribu dibanding sebelumnya 526 ribu dan kenaikan tingkat pengangguran di 3.7% dari sebelumnya 3.5% di Agusuts belum akan menghentikan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan hingga ke atas rentang netral 2% - 3% kearah 4% atau di atas tersebut pada awal tahun depan. Pada 6 September, indikator ISM Services PMI akan memberikan indikasi apakah tingkat inflasi yang akan disampaikan pada 13 September akan menyebabkan kenaikan 75 bps di 21 September.

Figure 1: To peak in 4Q22

Figure 1: To peak in 4Q22

Rates: 4% terminal ahead

Penyesuaian naik estimasi yield USD, SGD dan HKD. Dalam beberapa pekan terakhir, data ekonomi Amerika menunjukan level yang cukup stabil di tengah volatilitas yang terjadi akibat pengetatan moneter oleh The Fed dalam beberapa bulan terakhir. dengan penambahan tenaga kerja sebanyak 315 ribu pada bulan Agustus, The Fed akan memiliki potensi untuk menaikkan suku bunga ke level 4% (naik dari sebelumnya di 3.5%) hingga akhir tahun.

Prospek cenderung mixed seiring data mengkonfirmasi pergerakan yield yang menunjukan turunnya potensi stagflasi/risiko resesi. Disamping data tenaga kerja, partisipasi tenaga kerja juga meningkat. Hal ini menunjukan kenaikan pasokan tenaga kerja dan dapat menurunkan kekhawatiran atas kenaikan tingkat upah. Selain itu, indikator forward-looking inflasi (breakevens dan harga komoditas) menunjukan pergerakan yang mulai moderat. Perkembangan ini mengindikasikan pergerakan inflasi yang berpotensi menurun dan pasar tenaga kerja yang masih stabil. Di samping itu, selisih yield 2Y/10Y mengalami steepening curve dimana saat ini di -20 bps dari beberapa pekan lalu di -50 bps. Hal ini searah dengan estimasi potensi hard landing mulai menurun.

Penyesuaian estimasi. Inflasi dan kekhawatiran inflasi telah mencapai puncak. Meski demikian, transisi level puncak suku bunga dan perubahan arah kebijakan moneter mungkin masih memerlukan waktu. Secara umum, Juni merupakan level puncak dari kekhawatira terhadap durasi. Selain itu, indikator volatilitas pada pasar obligasi juga tidak mengalami kenaikan seperti di awal Juli. Dengan demikian, estimasi suku bunga USD dinaikan namun estimasi yield US Treasury 10 tahun tetap sedikit di bawah 3.5% yang disentuh pada Juni lalu. Perlambatan ekonomi dan suku bunga acuan yang berhenti naik akan menjadi faktor yang menahan kenaikan yield.

 

2022F

2023F

US (% pa)

 

 

3M SOFR OIS

3.88

3.88

2Y

3.70

3.40

10Y

3.45

3.30

10Y-2Y

-25

-10

Singapore (% pa)

 

 

3M SOFR OIS

2.98

2.98

2Y

3.00

2.70

10Y

3.15

2.95

10Y-2Y

15

25

HK, SAR (% pa)

 

 

3M HIBOR

3.63

3.63

2Y

3.50

3.20

10Y

3.35

3.20

10Y-2Y

-15

0

Sumber: DBS

Figure 2: Heading to 4%

Figure 2: Heading to 4%