Dapatkan petunjuk sederhana tentang Sukuk, yang merupakan salah satu kelas aset yang penting untuk ditambahkan dalam portofolio seorang investor.
Investor pribadi sering sekali dibingungkan dengan beberapa pilihan investasi yang tersedia untuk mereka. Mereka mungkin susah memahami istilah keuangan yang menjelaskan setiap produk.
Dengan membeli sukuk, berarti Anda meminjamkan uang kepada pemerintah. Untuk beberapa tahun tertentu, Anda akan mendapatkan imbal hasil secara reguler dan di akhir masa jatuh tempo, Anda akan mendapatkan kembali modal Anda.
Itu adalah teorinya. Namun, kenyataannya sedikit lebih rumit.
Berikut adalah beberapa pro dan kontra investasi sukuk yang dapat Anda gunakan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di instrumen ini.Alasan-alasan mengapa Anda SEBAIKNYA berinvestasi di sukuk.
- Menerima pendapatan stabil dari imbal hasil dan adanya potensi keuntungan dari kenaikan nilai investasi dari harga pembelian
Penting bagi beberapa investor untuk mendapatkan imbal hasil secara reguler. Terlebih lagi, hal ini menjadi sangat penting bagi mereka yang sudah pensiun atau bagi mereka yang ingin menambahkan penghasilan bulanan dengan pendapatan dari uang simpanannya.
Anda akan mendapatkan imbal hasil yang konsisten apabila Anda berinvestasi di sukuk. Anda tahu secara pasti berapa banyak imbal hsail yang akan diperoleh dan tanggal diterimanya. Jika Anda mencari stabilitas, maka sangat susah untuk mencari saingan sukuk. - Membantu mendiversifikasi portofolio Anda
Kesuksesan strategi investasi Anda akan bergantung secara signifikan pada alokasi aset Anda. Jangan membuat kesalahan dengan hanya berinvestasi pada satu kelas aset.
Pasar saham mungkin menawarkan imbal hasil yang menarik. Namun ingat, pasar saham itu sangat cepat berubah. Sangat wajar kalau modal awal Anda bisa berkurang sebanyak 10% atau bahkan lebih ketika pasar anjlok. Investasi di sukuk berpotensi membantu menstabilkan portofolio Anda. Investasi sukuk menyediakan aliran pendapatan secara reguler, sebuah persyaratan penting bagi banyak investor yang lebih senior. - Mempertahankan modal Anda
Dalam berinvestasi, Anda akan tiba pada saat dimana Anda akan sangat fokus untuk menjaga keutuhan modal. Mungkin saja, saat itu Anda sedang mendekati usia pensiun atau portofolio investasi Anda telah mengalami kerugian.
Beberapa sukuk, seperti sukuk negara, bisa membantu Anda melindungi modal tersebut. Akan ada perasaan tenang yang tercipta ketika tahu bahwa modal Anda tetap aman pada saat pasar bergejolak. - Akses dana Anda berdasarkan rencana keuangan Anda
Likuiditas adalah salah satu pertimbangan utama bagi banyak investor. Kemampuan untuk mengakses dana sewaktu-waktu bisa menjadi salah satu faktor penentu ketika memilih produk investasi. Meskipun Anda bisa menjual saham dan menerima hasil penjualan saham dalam beberapa hari, investasi saham masih memiliki satu kekurangan yang laten. Pasar mungkin sedang mengalami depresi ketika Anda membutuhkan uang. Pada saat semacam ini, Anda hanya bisa menjual saham Anda dalam kondisi rugi. Hal ini tentunya tidak begitu ideal. - Menyimpan uang Anda di obligasi lebih baik daripada menyimpan di bank
Beberapa investor membuat kesalahan dengan menyimpan dana yang besar di deposito berjangka di bank. Mengapa mereka melakukan hal ini? Kebanyakan, mereka mencari beberapa hal di bawah ini:
Keamanan - mereka tidak mau mengambil risiko sedikitpun. Likuiditas - mereka ingin dapat mengakses dana mereka secepatnya.
Mempunyai deposito bank di DBS memang sangat aman dan Anda dapat mengambil uang Anda kapanpun diperlukan. Dengan bergabung bersama DBS Treasures, Anda akan mendapatkan bunga deposito hingga 6% per tahun. Lalu jika Anda menempatkan dana pada produk sukuk ritel atau sukuk tabungan yang dikeluarkan oleh pemerintah, Anda akan mendapatkan imbal hasil hingga 6,3% per tahun (berdasarkan imbal hasil Sukuk Ritel 012)
Alasan-alasan mengapa Anda sebaiknya TIDAK berinvestasi di sukuk
- Beberapa obligasi perusahan memang aman, namun Anda bisa rugi juga.
Tidak semua obligasi diciptakan setara. Obligasi perusahaan dapat mempunyai risiko yang tinggi dan investor harus melakukan riset yang mendalam sebelum menginvestasikan dana mereka. - Inflasi bisa menghabiskan imbal hasil Anda
Perlu diingat, dengan membeli obligasi, Anda akan mendapatkan bunga dengan nilai yang telah ditentukan. Seiring bergantinya tahun, nilai imbal hasil Anda akan turun karena inflasi. - Perusahaan dapat bangkrut
Susah sekali untuk menilai apakah sebuah perusahaan akan memiliki kemampuan untuk memenuhi komitmen untuk membayar kembali para investor mereka. Sebagai contohnya, mari kita lihat sebuah firma yang terlibat di industri minyak. Beberapa tahun yang lalu, harga minyak lebih dari US$100 per barel. Namun setelahnya, harganya turun sekitar US$30 hingga US$40. Perusahaan yang meraup laba sangat banyak ketika harga minyak tinggi akan cepat kehilangan uang.
Sulit untuk memprediksi apakah sebuah firma akan selalu memiliki performa baik ke depannya. Oleh karena itu, Anda perlu mempertimbangkan jika ingin membeli obligasi yang jatuh tempo lebih dari lima atau sepuluh tahun karena hal ini memiliki potensi risiko yang relatif lebih besar dan perlu dipertimbangkan secara masak. - Melewatkan kesempatan lain
Ketika Anda membeli obligasi, terutama obligasi yang menjamin modal awal yang dikeluarkan oleh pemerintah, Anda berarti harus mau menerima imbal hasil yang rendah.
Misal, Anda membeli obligasi korporasi senilai Rp10.000.000,- dengan tempo 10 tahun dan dengan bunga 5%, maka modal Anda akan tumbuh mencapai Rp16.288.948,-. Dengan tempo waktu 2 tahun, apabila Anda berinvestasi di obligasi pemerintahan, dengan asumsi imbal hasil 8% per tahun, Anda akan mendapatkan Rp11.664.000,- (imbal hasil di kedua contoh ini telah dihitung secara bunga majemuk setiap tahun.)
Anda dapat mempertimbangkan untuk mencari alternatif produk investasi yang dapat memberikan potensi imbal hasil tetap dengan tingkat risiko yang dapat Anda toleransi. - Mungkin, sukuk tidak cocok untuk rencana jangka panjang investasi Anda
Banyak investor muda menaruh semua tabungan mereka di sukuk karena keyakinan mereka bahwa keamanan adalah perhatian terbesar. Namun, dalam jangka panjang, investasi lain sebenarnya bisa menghasilkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi.
Apabila Anda berada di usia 20an atau 30an dan sedang berinvestasi untuk dana pensiun, obligasi mungkin bisa menjadi porsi yang lebih rendah dalam investasi Anda. Obligasi tidak seharusnya menjadi jumlah mayoritas investasi Anda karena obligasi umumnya memberikan imbal hasil yang rendah, yang nilainya bisa saja dikalahkan oleh inflasi.
Bergabung Sekarang
PT Bank DBS Indonesia terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan