Tips Mengelola Idle Money agar Tak Tergerus Inflasi
06 Oct 2020

Tips Mengelola Idle Money Agar Tak Tergerus Inflasi

Ketidakpastian kapan pandemi corona atau Covid-19 berakhir membuat banyak orang mulai berpikir untuk semakin fokus berinvestasi. Ditambah lagi sejumlah anggaran yang sebelumnya sudah disiapkan untuk kebutuhan liburan, hiburan dan gaya hidup kini menjadi tak terpakai.

Daripada disimpan saja, tak ada salahnya mengelola dana menganggur atau idle money yang sudah ada ini untuk keperluan investasi. Dengan berinvestasi, bukan tidak mungkin dana yang yang kamu punya akan bertambah sebagai hasil dari pengembangan aset yang dilakukan.

Penggunaan dana untuk investasi juga akan membuat nilai aset terlindung dari inflasi. Meski begitu, kamu tetap perlu bijak dan berhati-hati dalam memilih instrumen investasi. Jangan sampai, karena salah menempatkan dana, atau tidak teliti saat berinvestasi kamu malah tidak mendapatkan apa-apa alias buntung.

Agar bisa mendapatkan keuntungan maksimal, cobalah untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Buat skala prioritas

Selama pandemi global Covid-19 belum tertangani dengan baik, ada baiknya kamu menunda dulu rencana ekstra seperti liburan ke luar negeri. Begitu pula dengan rencana pergi ke tempat hiburan yang membuat kamu berinteraksi dengan banyak orang. Selain karena masih rentan tertular, berlibur selama masa pandemi bisa saja akan menyulitkan karena terbatasnya ruang gerak di destinasi tujuan.

Sembari menunggu keadaan normal lagi, kamu bisa menyusun skala prioritas anggaran mana yang belum terlalu perlu dipakai dan di-standby-kan. Anggaran yang masih akan dipakai dalam waktu yang lama bisa dimanfaatkan untuk investasi.

2. Pilih instrumen investasi yang tepat

Setelah menemukan anggaran yang bisa dikelola untuk investasi, ini saatnya memilih instrumen investasi yang tepat. Ada banyak instrumen investasi yang bisa dipilih. Beberapa alternatif instrumen investasi yang layak dipertimbangkan antara lain

  1. Properti
    Investasi properti bisa diarahkan untuk membeli tanah serta bangunan atau tanahnya saja. Situasi ekonomi yang tidak begitu baik selama masa pandemi membuat harga properti lebih miring. Situasi ini membuat properti layak dijadikan pilihan investasi. Namun, investasi di bidang properti sebaiknya ditujukan untuk jangka panjang karena butuh waktu bertahun-tahun agar nilai jual properti yang sudah dibeli meningkat.

  2. Emas
    Emas menjadi pilihan investasi yang menarik karena trendnya yang terus menaik. Kebijakan bank sentral sejumlah negara untuk mencetak uang lebih banyak membuat nilai emas terus merangkak naik. Hal ini merupakan kesempatan baik bagi kamu karena bisa mendapatkan keuntungan. Namun potensi keuntungan dari investasi emas bisa saja menurun ketika pandemi telah berakhir sehingga kamu akan mendapati harga jual lebih murah daripada harga beli saat ini.

  3. Reksadana
    Investasi reksadana menjanjikan kemudahan dan kepraktisan. Kamu tidak perlu repot melakukan transaksi karena selama berinvestasi akan dibantu oleh seorang Manajer Investasi. Meski begitu, investasi reksadana memiliki risiko capital loss yang cukup besar bila tidak dikelola oleh Manajer Investasi yang handal. Kurangnya ikatan emosional antara investor dan Manajer Investasi bisa menjadi penyebab tidak maksimalnya pengelolaan aset oleh MI.

  4. Obligasi
    Investasi obligasi makin banyak diminati karena relatif aman dibanding instrumen investasi lain. Apalagi untuk jenis obligasi pemerintah (government bonds) dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN).

    Nilai investasi obligasi pemerintah tidak akan tergerus karena Undang-Undang menjamin pengembalian 100 persen dana kepada para investor. Selain itu kamu juga berpotensi mendapatkan pendapatan melalui kupon yang akan dibagikan secara berkala.

    Investasi obligasi bisa dimulai kapan saja dan di mana saja dengan membeli obligasi di pasar sekunder. Beberapa seri obligasi yang bisa kamu incar adalah seri FR dan INDON atau INDOIS. Obligasi seri FR menggunakan rupiah sebagai mata uang dengan minimal investasi Rp 1 juta. Sedangkan obligasi INDON dan INDOIS menggunakan USD sebagai mata uang dengan minimal investasi USD 1.000.

3. Lakukan Smart Investing

Agar investasi yang dilakukan berjalan maksimal dan memberi keuntungan sesuai harapan, kamu perlu memilih tempat investasi yang tepat.

Sebagai contoh, untuk investasi obligasi kamu bisa memanfaatkan fitur obligasi pasar sekunder  dari digibank by DBS. Lewat layanan ini, kamu bisa  melakukan transaksi kapan saja dan di mana saja tanpa perlu datang ke  kantor cabang bank terdekat untuk melakukan otorisasi.

Obligasi pasar sekunder di digibank by DBS melayani transaksi jual beli obligasi dengan seri bervariasi dan peluang capital gain yang kompetitif sesuai dengan harga pasar. Setiap investor juga akan mendapat kupon dengan jumlah tertentu  yang akan diterima setiap 6 bulan sekali hingga tanggal jatuh tempo obligasi yang dimiliki.

BIla investor memegang obligasi hingga jatuh tempo, maka penerbit obligasi (issuer) akan membayar kembali 100% dari harga obligasi yang dibeli. Namun, bila ingin memutar aset dengan cepat kamu bisa saja sewaktu-waktu menjual obligasi yang dipegang

Untuk bisa memanfaatkan berbagai kemudahan investasi obligasi dari digibank by DBS, kamu hanya perlu mendownload Aplikasi digibank by DBS ini atau bisa juga mengunjungi situs go.dbs.com/obligasi Bila selanjutnya kamu perlu meminta nomor identifikasi yang diterbitkan oleh KSEI untuk mengidentifikasi customer sebelum melakukan transaksi di pasar modal.

Setelah mendapatkan nomor SID, kamu tinggal masuk ke halaman pembelian obligasi SBN, dan memilih salah satu produk obligasi (SBN) pasar sekunder. Bila sudah memilih, kamu bisa melakukan transaksi. Mudah dan praktis bukan?