krisis iklim
18 Jun 2023

Selain Gelombang Panas yang Sudah Terasa, Apa Lagi yang Akan Terjadi Karena Krisis Iklim?

Baru-baru ini, gelombang panas ekstrem memang sedang melanda sejumlah negara di dunia, terutama di negara-negara Asia. Beberapa di antaranya mengalami kondisi suhu yang lebih panas, bahkan hingga 40 derajat Celcius.

Di India, gelombang panas menyebabkan kematian beberapa warganya. Jalanan aspal di kota Suat dan Ahmedabad, negara bagian Gujarat, bahkan meleleh. Hal yang sama juga terjadi di Thailand, Myanmar, Tiongkok, Jepang, dan juga Korea Selatan. Berbagai kegiatan seperti sekolah bahkan ditiadakan demi mencegah bertambahnya korban.

Otoritas resmi Thailand telah mengeluarkan peringatan kesehatan pada warganya terkait gelombang panas ini, karena diprediksi suhu akan naik hingga 50,2 derajat Celcius. Angka tersebut memecahkan rekor kenaikan suhu di negara Thailand. Sedangkan di Indonesia sebenarnya relatif rendah dibandingkan negara lain, kisaran 30-36 derajat Celcius.  Meski begitu, kondisi ini pun sudah membuat kita merasa sangat tidak nyaman, bukan?

Gelombang panas memang terasa amat mengerikan, tapi ini bukan satu-satunya dampak yang kita rasakan akibat krisis iklim yang sedang berlangsung. Kamu mungkin juga merasakan, melihat, atau mengalami beberapa hal di bawah ini.

  1. Kekeringan dan Badai
    Krisis iklim selalu erat kaitannya dengan bencana. Namun, tingkat keparahannya di setiap daerah dapat berbeda-beda, tergantung karakteristik daerah masing-masing. Bencana yang paling umum terjadi adalah kekeringan. Kenaikan suhu membuat sumur dan mata air mengering, bahkan tidak lagi mengeluarkan air. Hal itu akan menyebabkan lahan kering, gagal panen, hingga risiko kebakaran hutan yang tinggi. Daerah rawan badai atau angin topan bahkan harus lebih berhati-hati, karena kerusakannya bisa lebih parah.
    Pada tahun 2022, daerah Nusa Tenggara Timur mengalami kekeringan ekstrem. Beberapa area mengalami kemarau panjang hingga 100-200 hari. BMKG bahkan mengeluarkan peringatan dini mengenai krisis air yang mungkin terjadi karena puncak kemarau.
  2. Kenaikan Permukaan Laut
    Lapisan es dan gletser di kutub dapat mencair akibat kenaikan suhu, akibatnya volume air laut akan meningkat. Jika ini terus terjadi, daerah pesisir pantai dapat mengalami banjir. Kerusakan yang lebih parah juga dapat terjadi di masa mendatang.
    Di awal tahun 2023, Semarang mengalami banjir yang cukup hebat dalam beberapa tahun terakhir. Bencana ini diakibatkan oleh naiknya volume air laut yang menyebabkan tanggul jebol. Selain dari aktivitas yang jadi terhambat, banjir ini juga menelan korban jiwa.
  1. Punahnya Beberapa Spesies Hewan dan Tumbuhan
    Tidak hanya manusia, krisis iklim juga dapat mengancam eksistensi hewan dan tumbuhan. Panas ekstrem dapat menyebabkan ketidakstabilan pada ekosistem di daratan maupun lautan, membuat banyak spesies tidak dapat bertahan hidup.
    Salah satu hewan yang terancam akibat cuaca panas ekstrem dan naiknya permukaan air laut adalah komodo. Sekitar 30% populasi komodo diprediksikan akan punah dalam 45 tahun, jika situasi iklim tetap seperti sekarang.
  1. Kekurangan Sumber Pangan
    Berkaitan dengan poin sebelumnya, jika ada spesies hewan dan tumbuhan yang punah, maka itu dapat menyebabkan persediaan makanan manusia juga jadi menipis. Selain itu, musim kemarau dan hujan yang panjang dapat mengganggu aktivitas pertanian yang menjadi sumber pasokan pangan.
    Berdasarkan laporan yang dipublikasikan BPS, total lahan sawah produktif di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 10,41 juta hektar, dan menghasilkan 32,07 juta ton beras. Angka ini mengalami penurunan sebanyak 0,45% dari tahun sebelumnya karena adanya gagal panen akibat banjir dan kekeringan.
  1. Terancamnya Kesehatan
    Virus dan penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan kolera dapat lebih mudah menyebar di suhu hangat. Kekeringan dan kekurangan air juga dapat memperburuk sanitasi, dan menjadi sumber penyakit lainnya.
    Terlihat menakutkan memang, tapi bukan berarti kita tak bisa berbuat apa-apa untuk mengurangi dampak  krisis iklim. Kamu selalu dapat memulai dari yang kecil seperti berinvestasi pada perusahaan yang mementingkan kelestarian lingkungan untuk turut mencegah krisis iklim . Hanya dengan satu tap bersama digibank by DBS melalui fitur Invest Better dalam Live Better, kamu bisa menjadi pahlawan untuk bumi ini.