Lakukan Hal Ini Saat Pendapatan Bunga Tabungan Menciut
06 Oct 2020

Lakukan Hal Ini Saat Pendapatan Bunga Tabungan Menciut

Kebijakan Bank Indonesia menurunkan 7-day reverse repo rate (7DRR) tak bisa dipungkiri membuat semangat sebagian orang untuk menabung menjadi ciut. Keputusan otoritas moneter itu telah membuat perbankan harus menyesuaikan dengan kebijakan serupa. Akibatnya sejumlah lembaga keuangan menawarkan bunga tabungan reguler berkisar 2% per tahun.

Penurunan bunga itu otomatis akan mengurangi manfaat yang bisa diperoleh dari menabung. Jika dikurangi dengan inflasi tahunan yang mencapai 1,5%, pajak penghasilan atas bunga sebesar 20%, maka bunga bersih yang diterima dari tabungan reguler hanya berkisar 0,1% per tahun. Nyaris balik modal jika mengabaikan biaya administrasi dan transaksi.

Untuk itu, di tengah era suku bunga rendah ini kamu dapat mengatur kembali penempatan uang dengan skala prioritas agar tetap memberikan manfaat optimal. Terdapat sejumlah pilihan investasi yang memberikan imbal hasil di atas suku bunga tabungan seperti deposito, saham dan obligasi.

Setiap instrumen investasi yang dipilih memiliki plus dan minusnya. Saham meski menawarkan potensi keuntungan tinggi namun juga memiliki risiko seiring fluktuasi di pasar modal.

Deposito dan obligasi memiliki karakteristik yang hampir sama. Namun, obligasi memberi imbal hasil lebih tinggi karena pokok baru dikembalikan oleh penerbit saat jangka waktu berakhir. Selain itu pajak dari penjualan obligasi lebih rendah dibanding pajak deposito.

Salah satu produk obligasi yang kini banyak diminati adalah obligasi pemerintah atau government bonds dalam bentuk Surat Berharga Negara. Selain  dijamin negara, obligasi pemerintah memiliki jalur pencairan yang bisa disetting kapan saja  namun memberikan imbal hasil lebih tinggi. Produk ini adalah secondary government bonds atau surat berharga negara yang diperdagangkan di pasar sekunder.

Seperti halnya deposito, secondary government bonds memberikan kepastian imbal hasil meski kondisi pasar keuangan tengah berfluktuasi akibat kebijakan regulator. Saat yang sama, karena SBN diterbitkan negara, maka kepastian surat utang akan dibayar sangat tinggi bahkan dijamin oleh Undang-undang.

Secondary government bonds dapat diperdagangkan dengan nilai naik turun seiring permintaan pasar. Dengan begitu, kebutuhan dana mendesak tetap bisa dipenuhi tanpa perlu menunggu surat utang jatuh tempo. Penjualan dapat dilakukan segera dengan potensi mendapatkan keuntungan di atas modal (gain).

Keunggulan mengalihkan dana tabungan ke instrumen obligasi ini pun kini telah  mendapat dukungan teknologi dari digibank by DBS. Melalui aplikasi dalam genggaman ini, kamu tidak perlu ke luar rumah untuk mendapatkan obligasi negara. Seluruh proses dapat diselesaikan melalui layar ponsel.  Teknologi ini juga didukung dengan verifikasi berulang untuk keamanan data.

Di digibank by DBS, kamu bisa menempatkan investasi obligasi dengan fleksibel karena dapat dilakukan mulai dari Rp1 juta dalam rupiah atau US$1.000 dalam mata uang dolar. Selain itu, terdapat dua jenis obligasi pemerintah yang di tawarkan dalam digibank by DBS. Seri yang ditawarkan yaitu obligasi FR dan INDON.

Produk FR merupakan surat utang pemerintah dalam mata uang rupiah. Produk obligasi seri FR ini memiliki tenor 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun hingga 30 tahun. Sedangkan obligasi pemerintah seri INDON, memiliki karakteristik serupa dengan FR namun dalam valuta asing.

Oh ya, surat berharga negara non ritel yang bisa didapatkan di pasar sekunder ini juga menawarkan imbal hasil yang beragam. Semakin panjang tenor, biasanya semakin tinggi suku bunga yang ditawarkan.

Jadi tunggu apalagi. Inilah waktu yang tepat untuk download Aplikasi digibank by DBS. Kamu juga bisa mengunjungi website DBS agar kamu dapat mengembangkan uangmu dengan maksimal.