Agustus 2025 lalu Bank Indonesia melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin hingga menjadi 5 persen. Apa yang dimaksud suku bunga acuan atau yang disebut dengan BI Rate? Lalu apa dampaknya pada obligasi pemerintah?
Apa yang Dimaksud dengan BI Rate?
BI Rate atau dikenal juga dengan bunga acuan merupakan suku bunga yang penetapannya melalui Bank Indonesia (BI). Suku bunga tersebut kemudian dijadikan patokan oleh berbagai lembaga keuangan.
Tujuannya untuk penentuan besaran suku bunga yang akan ditawarkan dari lembaga keuangan kepada nasabah. Ini termasuk dalam suku bunga untuk tabungan dan juga pinjaman.
BI Rate umumnya diumumkan oleh pihak Bank Indonesia sebulan sekali. Pengumuman BI Rate disampaikan pada Rapat Dewan Gubernur atau RDG.
Agar tidak ketinggalan, Anda bisa memantaunya lewat Instagram atau Youtube Bank Indonesia.
Sementara itu bagi Anda yang ingin mengetahui data suku bunga dari beberapa tahun lalu, Anda hanya perlu mengunjungi website bi.go.id, kemudian menuju BI Rate. Anda pilih periode waktu sesuai kebutuhan dan silakan unduh datanya.
Apa Pentingnya Seseorang Paham BI Rate?
Dengan memahami BI Rate Anda dapat menyusun rencana serta memudahkan Anda untuk mengambil keputusan terkait keuangan, seperti:
1. Melakukan Pengelolaan Pinjaman
Jika Anda memiliki pinjaman di bank, ada kemungkinan terjadi naik turunnya jumlah cicilan Anda. Maka dari itu dengan mengetahui naik turunnya BI Rate, Anda bisa melakukan prediksi adanya perubahan cicilan.
Apabila BI Rate mengalami kenaikan, maka kemungkinan cicilan untuk pinjaman Anda akan ikut naik sehingga Anda dapat memutuskan apakah harus melakukan pembayaran cicilan di awal atau harus mencari pekerjaan baru sebagai sampingan agar penghasilan Anda bertambah.
2. Mengelola Tabungan Anda
BI Rate juga akan berpengaruh terhadap bunga tabungan Anda. Ketika BI Rate turun maka Anda harus berusa untuk mencari cara menambah tabungan, seperti wirausaha atau melakukan investasi.
Sementara jika BI Rate sedang naik, maka bunga dari tabungan Anda akan ikut naik. Sehingga Anda bisa mengatur strategi untuk menabung dengan maksimal agar bisa memberikan keuntungan lebih banyak.
3. Merencanakan Strategi untuk Investasi Anda
Apabila BI Rate sedang tinggi, instrumen investasi Anda bisa tumbuh dengan menarik. Sedangkan jika BI Rate rendah, Anda harus memutar otak mencari cara berinvestasi dengan imbal hasil yang lebih menguntungkan.
Baca Juga: Cara Investasi Reksadana Berkonsep “Invest in What You Know” Peter Lynch
Dampak BI Rate Turun
Terdapat beberapa pengaruh turunnya BI Rate terhadap obligasi pemerintah, berikut beberapa di antaranya:
1. Naiknya Harga Obligasi
Apabila suku bunga mengalami penurunan, maka harga obligasi akan mengalami kenaikan. Kenapa bisa terjadi? Terjadinya penurunan pada suku bunga acuan mengakibatkan bunga tabungan dan deposito yang ada di perbankan jadi tidak menarik lagi.
Investor cenderung melakukan investasi pada instrumen obligasi daripada harus menaruh uang deposito. Reksadana saham juga ikut terpengaruh. Sehingga membuat investor juga memilih untuk mencari jalan lain agar mendapatkan imbal hasil yang lebih menguntungkan.
2. Masuknya Investor Asing
Ketika suku bunga mengalami kenaikan maka aliran dana asing akan mampu masuk ke dalam suatu negara.
Indonesia menjadi ladang investasi yang menarik untuk investor asing. Ini karena Indonesia masuk kategori emerging market dan berpredikat investment grade.
Pergerakan harga pun berpotensi positif karena dana tersebut ditempatkan di berbagai instrumen investasi misalnya obligasi atau saham.
Nilai tukar rupiah juga turut menguat sehingga fundamental ekonomi di Indonesia mendapatkan efek yang positif. Ini berarti iklim dalam investasi akan membaik.
3. Imbal Hasil yang Menurun
Ketidakpastian pasar bisa terjadi karena kenaikan dan penurunan BI Rates. Investor pun kemudian akan lebih berhati-hati.
Dengan demikian terjadi penurunan minat pada instrumen yang lebih berisiko. Inilah yang menyebabkan imbal hasil menjadi turun.
4. Mendukung Ekonomi yang Terus Bertumbuh
Dengan turunnya suku bunga Bank Indonesia mampu memberikan peluang untuk pelaku usaha agar dapat mengembangkan bisnis karena adanya bunga kredit yang rendah.
Dengan demikian perkembangan dari sektor bisnis pun dapat meningkat dengan signifikan.
Dampak BI Rate Naik
Selain dampak penurunan, BI Rate yang naik juga dapat mengalami kenaikan dengan beberapa dampaknya, yakni:
1. Penurunan Harga Obligasi
Terbalik dengan situasi turunnya BI Rate yang menyebabkan naiknya obligasi pemerintah, BI Rate yang naik akan menyebabkan penurunan harga obligasi.
Para investor punya ekspektasi mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi. Inilah yang menyebabkan turunnya harga obligasi.
2. Naiknya Imbal Hasil
Ketika suku bunga dinaikkan oleh Bank Indonesia maka terjadi peningkatan terhadap ekspektasi yield. Ini terjadi karena para investor mempunyai ekspektasi untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi lagi.
Momen naiknya BI Rate dapat dimanfaatkan untuk berinvestasi dalam obligasi dengan hasil yang lebih baik daripada melalui deposito.
Sebut saja Investasi Surat Berharga Negara atau SBN. Imbal hasil untuk produk ini mengacu pada BI Rate. Bisa menjadi pilihan Anda untuk hasil yang optimal selama 2-3 tahun.
3. Penurunan Nilai Reksadana Obligasi
Harga obligasi akan turun ketika terjadi kenaikan pada BI Rate. sehingga ini menyebabkan nilai bersih dari reksadana jadi ikut menurun. Turunnya harga obligasi ini karena agar dapat menyesuaikan yield-nya.
4. Tingkat Inflasi Menjadi Turun
Dengan turunnya BI Rate maka pemerintah sedang melakukan usaha untuk mengontrol lagi kondisi pasar agar lebih tepat sasaran.
Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat agar mengalokasikan uang mereka untuk ditabung ke bank atau melakukan investasi pada salah satu instrumen.
Ini karena bunga dari deposito dan juga imbal hasil menjadi ikut naik. Sehingga menjadi momen yang pas untuk berinvestasi dan menabung.
5. Nilai Rupiah Jadi Terjaga
Nilai suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia berfungsi untuk menjaga nilai rupiah tetap stabil. Sehingga tidak terjadi nila tukar rupiah yang terjun bebas.
Baca Juga: 7 Alasan Obligasi Pemerintah Cocok untuk Investasi Konservatif
Strategi Cerdas Investasi Obligasi Pemerintah Bersama Perbankan Prioritas DBS Treasure
Dengan memahami BI Rate, Anda bisa mengetahui bagaimana arah investasi akan bergerak ke depan. Perubahan BI Rate juga berdampak langsung pada kinerja Obligasi Pemerintah, sehingga dapat menjadi acuan penting dalam strategi investasi Anda bersama perbankan prioritas DBS Treasures.
Melalui investasi Obligasi Pemerintah di perbankan prioritas DBS Treasures, Anda berkesempatan memperoleh kupon reguler yang dibayarkan secara rutin serta potensi capital gain dari kenaikan harga obligasi di pasar sekunder. Beberapa jenis obligasi bahkan bisa dijual sebelum jatuh tempo, memberi fleksibilitas lebih dalam mengelola portofolio Anda.
Selain itu, tingkat kupon yang kompetitif dan umumnya lebih tinggi dari bunga deposito berjangka membuat investasi ini semakin menarik. Seluruh transaksi dapat dilakukan tanpa biaya tambahan melalui Aplikasi DBS digibank, termasuk pembelian, penjualan, switching, hingga registrasi Single Investor Identification (SID). Prosesnya cepat, aman, dan tersedia 24/7 memberikan Anda kendali penuh untuk berinvestasi kapan saja dan di mana saja.
Anda juga akan mendapat dukungan dari analisis pasar terkurasi dari tim ahli finansial yang mengomunikasikannya dan mendapatkan peluang terkini yang sudah disesuaikan dengan profil risiko dan kebutuhan portofolio Anda, dimotori Artificial Intelligence/Machine Learning (AI-ML). Insight tersebut dilengkapi solusi terkurasi terkait investasi (Grow) dan asuransi (Protect), sehingga Anda dapat cepat dan yakin berinvestasi melalui media sesuai preferensi.
Silakan kunjungi laman berikut untuk segera melakukan konsultasi dan investasi obligasi pemerintah sekarang juga.
Baca Juga:
Investasi Jangka Pendek: Kenali 3 Keuntungan dan Risikonya
Kenali Portofolio Investasi: Cara Menyusun dan Mengelolanya
Bagaimana Cara Mengidentifikasi Saham dengan Dividen Tinggi?
