Dana Pendidikan Anak
08 Oct 2020

5 Tips Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi yang timbul dari sektor pendidikan mencapai 3,77% persen per tahun pada 2019. Namun tidak sedikit publikasi di internet yang menyebutkan bahwa kenaikan uang pangkal masuk sekolah justru mencapai 10% per tahun. Seperti apakah besarnya di masa yang akan datang?

Kenaikan harga barang dan jasa untuk sektor pendidikan tentu akan menjadi perhatian yang cukup serius bagi para pencari nafkah yang sudah punya momongan. Terlebih lagi jika sekolah yang dituju adalah sekolah swasta.

 inflasi biaya pendidikan

Oleh karena itulah, selain harus berhemat, kita wajib menerapkan strategi khusus untuk mengumpulkan dana pendidikan anak.

Berikut adalah strategi dari digibank dan Lifepal.co.id untuk mengumpulkan dana pendidikan anak hingga lulus perguruan tinggi.

Cari tahu biaya sekolah yang dituju

 

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah mengumpulkan informasi sedetail-detailnya seputar biaya sekolah di sekolah dan universitas/perguruan tinggi yang kamu tuju di tahun ajaran yang sedang berlangsung.

Biaya-biaya tersebut bisa berupa uang pangkal, biaya tahunan, SPP sebulan yang disetahunkan, seragam, serta buku untuk sekolah TK hingga SMA. Untuk mempermudah melakukan pengelompokkan biaya, kamu bisa menyatukan uang pangkal yang dibayar pertama kali masuk ke dalam biaya tahunan pada tahun pertama, sedangkan untuk seragam, biaya ekstrakurikuler, dan buku ke biaya lain-lain.

Di tahun kedua, untuk jenjang SMP dan SMA, sebagian sekolah juga tidak memberlakukan adanya pembayaran biaya tahunan, namun ada kenaikan SPP. Jadi, total biaya yang dihitung berdasarkan nilai inflasi adalah biaya SPP dan lainnya yang dihitung tahunan.

Sementara itu, untuk biaya kuliah, uang pangkal bisa dimasukkan ke dalam komponen biaya operasional gedung tahunan di tahun pertama. Untuk biaya kartu rencana studi (KRS), praktikum, unit kegiatan mahasiswa, dapat dimasukkan ke biaya lain-lain dengan asumsi 20 SKS atau lebih.

Buatlah rangkuman atas biaya-biaya tersebut dalam sebuah daftar seperti yang tertera di gambar atas dengan menggunakan asumsi usia anak. Usia anak akan menjadi penentu horizon waktu kamu dalam berinvestasi.

Hitung perubahan biaya pendidikan sesuai dengan asumsi inflasi tahunan

Lakukanlah perhitungan total biaya pendidikan untuk setiap jenjang dengan menggunakan metode future value.

Untuk mempermudah perhitungan ini, kamu bisa menggunakan Kalkulator disini

Masukkan total biaya pendidikan yang tertera di tabel ke kolom “harga saat ini,” lalu masukkan usia anak (sesuai jenjang pendidikannya) ke kolom “jumlah tahun masa depan,” dan asumsi nilai inflasi di kolom “persentase inflasi tahunan”.

 Untuk menentukan besaran inflasi tahunan, kamu bisa menggunakan acuan berupa inflasi biaya pendidikan tahunan dari BPS yang sebesar 3,77% atau 10% sesuai dengan opini yang sering beredar di media massa.

Tabel di atas menunjukkan perhitungan biaya pendidikan dengan asumsi inflasi sebesar 10% per tahun. Jika dijumlahkan, maka total biaya yang harus dikumpulkan seseorang untuk biaya pendidikan anak dalam 22 tahun mencapai Rp 2,2 miliar.

Hitung ulang kebutuhan dana berdasarkan jangka waktu investasi

 

Lakukan perhitungan kembali atas kebutuhan total dana pendidikan berdasarkan setiap jenjang. Misalkan, dari perhitungan tabel di atas diketahui bahwa untuk TK yang terdiri dari TK A dan TK B, seseorang akan membutuhkan dana kurang lebih Rp 14.265.093 dalam lima tahun ke depan. Sementara itu, total biaya pendidikan untuk jenjang SD dari kelas 1 hingga kelas 6 adalah Rp171 juta, dan seterusnya hingga kuliah.

Tabel di bagian kanan menunjukkan jangka waktu investasi yang harus kamu lakukan untuk memenuhi kebutuhan biaya tersebut. Pilihlah investasi yang sesuai dengan profil risiko kamu dan jangka waktu investasinya.

Pilih instrumen investasi sesuai profil risiko dan jangka waktu investasi

Semakin pendek jangka waktu menabung kamu, sebut saja di bawah setahun hingga tiga tahun, pilihlah instrumen yang memiliki volatilitas nilai rendah dan imbal hasil stabil. Sebut saja seperti deposito atau obligasi pasar perdana seperti ORI, Sukuk dan lain sebagainya.

Namun untuk jangka menengah atau panjang (di atas 5 tahun), kamu bisa lebih fleksibel memilih instrumen investasi, bisa di instrumen dengan volatilitas rendah seperti yang telah disebutkan, atau yang tinggi sekalipun seperti obligasi pasar sekunder dengan tipe FR, INDON atau INDOIS yang tetap bisa diperjualbelikan kapanpun disaat kamu butuhkan

Pilihan investasi tersebut bisa ditemukan pada aplikasi digibank Anda, bahkan seluruh transaksinya pun juga dapat dilakukan secara online.

Pada intinya, menabung dana pendidikan memang penting, namun agar lebih mudah pencapaiannya, Anda harus mengalokasikan dana tabungan ke instrumen investasi.