Poin Utama:
Pemilihan presiden Amerika Serikat cenderung berdampak besar pada geopolitik dan ekonomi global. Namun, bagaimana pasar merespon perkembangan terkait pemilu? Sudah umum dipahami bahwa pasar bereaksi terhadap siklus berita harian; tetapi bagaimana dengan periode satu tahun; apakah pemilu meninggalkan dampak yang berkepanjangan pada aset seperti dolar AS, pasar saham, atau obligasi? Apakah ada pergerakan yang terlihat sebelum dan setelah pemilu?
Dengan menggunakan data lebih dari 50 tahun, mencakup pemilu dari 1968 hingga 2020, kami menganalisis hubungan antara hasil pemilu dan imbal hasil aset. Satu hal yang langsung terlihat adalah bahwa pemilu yang berlangsung di tengah peristiwa pasar keuangan global besar ditandai dengan fluktuasi harga yang substansial. Dalam 12 bulan setelah pemilu November 2020, pasar saham AS memberikan imbal hasil yang mengejutkan sebesar 40%, tetapi seberapa banyak dari itu terkait dengan Joe Biden yang mengambil alih dan menerapkan langkah-langkah dukungan fiskal, dan seberapa banyak yang merupakan kontribusi dari pembukaan kembali ekonomi pasca-pandemi? Pertimbangan sejenis adalah faktor kunci dalam studi semacam ini.
Dengan Donald Trump menyatakan preferensi untuk dolar yang lemah, kami menemukan bahwa ada baiknya memulai studi ini dengan menganalisis pergerakan dolar AS. Kami menemukan bahwa rata-rata, dolar menguat sedikit sebelum pemilu (terlepas dari kemenangan Demokrat atau Republik) dan cenderung stabil setelahnya.
Dalam 12 bulan setelah kemenangan Trump pada 2016, indeks dolar melemah sesuai dengan tujuannya, tetapi hanya sebesar 4%, tidak signifikan untuk memulihkan daya saing manufaktur AS. Perang dagang dan tarif pada 2018/19 mendorong dolar untuk menguat, bertentangan dengan tujuan awal Trump.
Pasar saham berkinerja baik selama pemilu, dengan kinerja lebih baik menjelang kemenangan Republik (+9,9%), sementara sangat baik setelah kemenangan Demokrat (+17,2%).
Bagaimana dengan imbal hasil obligasi AS, yang menjadi sumber kekhawatiran, mengingat utang dan kewajiban pembayaran bunga yang melonjak? Ternyata, pasar obligasi sedikit melemah sebelum kemenangan Republik dan sedikit menguat sebelum kemenangan Demokrat, sementara menguat setelah kemenangan Republik. Namun, hasil terkait kemenangan Republik sangat dipengaruhi oleh era Reagan/Bush pada 1980-an. Sejak itu, selain pemilu 2008 yang terkait dengan Krisis Keuangan Global, pasar obligasi sebagian besar mengabaikan pemilu AS. Kesimpulannya, siklus pemilu tampaknya signifikan untuk saham; untuk obligasi dan dolar, tidak terlalu berpengaruh.
Oleh Taimur Baig, Kee Yan Yeo
Raih peluang di Aplikasi digibank by DBS:
Diskusikan strategi manajemen kekayaan Anda.
Temukan insight terkini yang dianalisis para pakar DBS.
DISCLAIMER
Publikasi ini didistribusikan oleh PT Bank DBS Indonesia (DBSI). DBSI berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Publikasi ini bukan merupakan bagian dari penawaran, rekomendasi, atau ajakan kepada Anda untuk membeli atau melakukan transaksi apa pun sebagaimana dijelaskan, juga tidak ditujukan untuk mengundang atau mengizinkan pembuatan penawaran kepada publik untuk membeli atau melakukan transaksi apa pun untuk mendapatkan uang tunai atau imbalan lainnya dan tidak boleh dipandang seperti demikian.