Insight Reksa Dana – Manulife Aset Manajemen Indonesia
Insight dari Manulife Aset Manajemen Indonesia terhadap produk Reksa Dana di periode Q1-2025
DBSI Wealth Management, DBS Bank23 Oct 2024
Article image
Photo credit: Shutterstock
Read More

Manulife Dana Saham Kelas A

Reksa dana mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan benchmark pada kuartal pertama 2025. Kontributor utama terhadap kinerja positif berasal dari alokasi di sektor Material. Sektor ini mencatat kinerja yang lebih rendah dibandingkan pasar selama periode tersebut, dan posisi underweight dana di sektor ini memberikan kontribusi positif terhadap kinerja. Lingkungan pertumbuhan global yang melemah diperkirakan akan terus menekan prospek sektor ini.

Kontributor utama lainnya berasal dari efek seleksi positif di sektor Konsumer Staples. Sektor ini dipandang sebagai sektor defensif di tengah kondisi pertumbuhan global dan domestik yang melemah. Posisi overweight dana pada beberapa saham konsumer memberikan kontribusi positif terhadap kinerja.

Sementara itu, kontributor negatif utama berasal dari sektor Keuangan, terutama karena posisi underweight alami dana pada beberapa saham dengan bobot benchmark lebih dari 10% yang mencatat kinerja baik selama periode tersebut.

Pasar saat ini tampaknya sedang mencari pijakan yang stabil, namun prospek pertumbuhan masih belum pasti. Laporan keuangan kuartal pertama 2025 menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan terus melambat, meskipun terdapat beberapa hal positif karena ekspektasi konsensus telah disesuaikan ke bawah. Kami memperkirakan volatilitas akan tetap tinggi dalam jangka pendek.

Kami tetap mempertahankan preferensi pada sektor-sektor yang didorong oleh permintaan domestik dengan kualitas laba yang tinggi, seperti sektor Keuangan dan Konsumer

 

Manulife Saham Andalan

Reksa dana mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan benchmark pada kuartal pertama 2025. Kontributor utama terhadap kinerja positif berasal dari sektor Material. Sektor ini mencatat kinerja yang lebih rendah dibandingkan pasar selama periode tersebut akibat lemahnya prospek pertumbuhan global, dan posisi underweight dana di sektor ini memberikan kontribusi positif terhadap kinerja. Lingkungan pertumbuhan global yang lemah diperkirakan akan terus menekan prospek sektor ini.

Sementara itu, kontributor negatif utama berasal dari sektor Konsumer Diskresioner, terutama karena posisi underweight dana pada saham layanan ride-hailing yang mencatat kinerja sangat baik selama periode tersebut.

Pasar saat ini tampaknya sedang mencari pijakan yang stabil, namun prospek pertumbuhan masih belum pasti. Laporan keuangan kuartal pertama 2025 menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan terus melambat, meskipun terdapat beberapa hal positif karena ekspektasi konsensus telah disesuaikan ke bawah. Kami memperkirakan volatilitas akan tetap tinggi dalam jangka pendek.

Kami tetap mempertahankan preferensi pada sektor-sektor yang didorong oleh permintaan domestik dengan kualitas laba yang tinggi, seperti sektor Keuangan dan Konsumer.

 

Manulife Greater Indonesia Fund

Reksa dana mencatat kinerja yang lebih rendah dibandingkan benchmark pada kuartal pertama 2025. Kontributor utama terhadap kinerja negatif berasal dari sektor Konsumer Diskresioner, terutama karena posisi underweight dana pada saham layanan ride-hailing yang mencatat kinerja sangat baik selama periode tersebut.

Kontributor negatif lainnya berasal dari sektor Keuangan, disebabkan oleh posisi underweight dana pada salah satu bank besar yang mencatat kinerja pasar yang kuat meskipun laporan keuangan kuartal pertama menunjukkan hasil yang lemah.

 

Sementara itu, kontributor positif utama berasal dari sektor Material, melalui kombinasi alokasi dan seleksi yang kuat. Sektor ini mencatat kinerja yang lebih rendah dibandingkan pasar akibat lemahnya prospek pertumbuhan global, dan posisi underweight dana di sektor ini memberikan kontribusi positif terhadap kinerja.

Pasar saat ini tampaknya sedang mencari pijakan yang stabil, namun prospek pertumbuhan masih belum pasti. Laporan keuangan kuartal pertama 2025 menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan terus melambat, meskipun terdapat beberapa hal positif karena ekspektasi konsensus telah disesuaikan ke bawah. Kami memperkirakan volatilitas akan tetap tinggi dalam jangka pendek.

Kami tetap mempertahankan preferensi pada sektor-sektor yang didorong oleh permintaan domestik dengan kualitas laba yang tinggi, seperti sektor Keuangan dan Konsumer.

 

Manulife Pendapatan Bulanan  II

Reksa dana mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan benchmark selama periode tersebut. Kurva imbal hasil bergerak dalam pola bull steepening, di mana obligasi tenor pendek mencatat kinerja lebih baik, sementara obligasi tenor menengah hingga panjang cenderung stagnan. Imbal hasil obligasi 5 tahun turun sebesar 25 basis poin, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun naik sebesar 2 basis poin.

Kinerja kuat obligasi tenor pendek didorong oleh penurunan suku bunga mengejutkan dari Bank Indonesia pada Januari. Penurunan imbal hasil SRBI juga meningkatkan minat terhadap SBN tenor pendek. Sementara itu, obligasi tenor menengah-panjang tertekan oleh ketidakpastian terkait realokasi anggaran pemerintah yang menciptakan tekanan di pasar. Rumor mengenai kemungkinan pengunduran diri Menteri Keuangan juga turut membebani sentimen pasar.

Fokus dana pada obligasi tenor pendek menjadi kontributor utama terhadap kinerja positif.

Ke depan, minat terhadap obligasi tenor pendek diperkirakan akan tetap kuat, didukung oleh potensi penurunan suku bunga BI lebih lanjut, meningkatnya permintaan terhadap SBN dari SRBI yang jatuh tempo tahun ini, serta meningkatnya volatilitas global yang dapat mendorong minat terhadap kelas aset berisiko rendah.

 

Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A

Reksa dana mencatat kinerja yang lebih rendah dibandingkan benchmark selama periode tersebut. Pasar obligasi mengalami volatilitas yang dipicu oleh ketidakpastian terkait realokasi anggaran pemerintah yang menciptakan tekanan (overhang) di pasar. Rumor mengenai kemungkinan pengunduran diri Menteri Keuangan juga turut membebani sentimen pasar.

Kurva imbal hasil bergerak dalam pola bull steepening, di mana obligasi tenor pendek mencatat kinerja lebih baik, sementara obligasi tenor menengah hingga panjang cenderung stagnan. Imbal hasil obligasi 5 tahun turun sebesar 25 basis poin, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun naik sebesar 2 basis poin.

Strategi dana menjadi lebih defensif selama periode tersebut, dengan durasi portofolio turun dari 7,6 tahun pada Desember 2024 menjadi 5,9 tahun pada akhir Maret 2025.

Kami memperkirakan volatilitas jangka pendek akan tetap tinggi, sambil menunggu kejelasan terkait negosiasi tarif AS, posisi fiskal domestik, dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Kami berencana untuk mempertahankan durasi portofolio pada posisi netral terhadap benchmark sambil menunggu katalis lebih lanjut di pasar.

Beberapa katalis yang kami pantau antara lain: stabilitas Rupiah yang berkelanjutan, penurunan imbal hasil SRBI, dan potensi penurunan suku bunga BI lebih lanjut.

 

Manulife USD Fixed Income Kelas A

Reksa dana mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan benchmark selama periode tersebut. Kurva imbal hasil bergerak dalam pola bull steepening, di mana obligasi tenor pendek mencatat kinerja lebih baik, sementara obligasi tenor panjang cenderung stagnan. Imbal hasil obligasi 5 tahun turun sebesar 32 basis poin, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun turun sebesar 19 basis poin.

Kinerja kuat obligasi tenor pendek didorong oleh penurunan suku bunga mengejutkan dari Bank Indonesia pada Januari. Penurunan imbal hasil SRBI juga meningkatkan minat terhadap SBN tenor pendek. Sementara itu, obligasi tenor menengah-panjang tertekan oleh ketidakpastian terkait realokasi anggaran pemerintah yang menciptakan tekanan (overhang) di pasar. Rumor mengenai kemungkinan pengunduran diri Menteri Keuangan juga turut membebani sentimen pasar.

Fokus reksa dana pada obligasi tenor pendek menjadi kontributor utama terhadap kinerja positif.

Ke depan, minat terhadap obligasi tenor pendek diperkirakan akan tetap kuat, didukung oleh potensi penurunan suku bunga BI lebih lanjut, meningkatnya permintaan dari SRBI yang jatuh tempo tahun ini, serta meningkatnya volatilitas global yang dapat mendorong permintaan terhadap kelas aset berisiko rendah.

 

Manulife Dana Campuran II

Reksa dana mencatat kinerja yang lebih rendah dibandingkan benchmark pada kuartal pertama 2025. Kontributor utama terhadap kinerja negatif berasal dari alokasi ekuitas, khususnya sektor Teknologi Informasi, karena dana tidak memiliki posisi pada saham pusat data yang naik sekitar 300% selama kuartal tersebut, yang menyebabkan sekitar 250 basis poin alpha negatif. Saham tersebut tidak termasuk dalam universe investasi karena valuasinya yang dianggap tidak wajar (PER sekitar 400x) dan likuiditas saham yang rendah.

Kontributor negatif lainnya berasal dari sektor Konsumer Diskresioner, terutama karena posisi underweight dana pada saham layanan ride-hailing yang mencatat kinerja sangat baik selama periode tersebut.

Sementara itu, kontributor positif utama berasal dari efek seleksi yang kuat di sektor utilitas dan alokasi obligasi.

Ke depan, kami tetap berhati-hati terhadap kondisi pasar. Pasar saat ini tampaknya sedang mencari pijakan yang stabil, namun prospek pertumbuhan masih belum pasti. Laporan keuangan kuartal pertama 2025 menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan terus melambat, meskipun terdapat beberapa hal positif karena ekspektasi konsensus telah disesuaikan ke bawah. Kami memperkirakan volatilitas akan tetap tinggi dalam jangka pendek.

Kami berencana untuk mempertahankan alokasi overweight pada instrumen pendapatan tetap di tengah kondisi pasar yang bergejolak, dengan durasi yang netral terhadap benchmark. Di sisi ekuitas, kami tetap menyukai sektor-sektor yang didorong oleh permintaan domestik dengan kualitas laba yang tinggi, seperti sektor Keuangan dan Konsumer

 

Manulife Dana Tumbuh Berimbang

Dana mencatat kinerja yang lebih rendah dibandingkan benchmark pada kuartal pertama 2025. Kontributor utama terhadap kinerja negatif berasal dari alokasi obligasi, seiring dengan meningkatnya volatilitas di pasar. Kurva imbal hasil bergerak dalam pola bull steepening, di mana obligasi tenor pendek mencatat kinerja lebih baik, sementara obligasi tenor menengah hingga panjang cenderung stagnan. Imbal hasil obligasi 5 tahun turun sebesar 25 basis poin, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun naik sebesar 2 basis poin.

Strategi dana menjadi lebih defensif selama periode tersebut, dengan durasi portofolio turun dari 7,5 tahun pada Desember 2024 menjadi 5,9 tahun pada akhir Maret 2025.

Sementara itu, alokasi ekuitas memberikan kontribusi positif, terutama dari efek seleksi yang kuat di sektor Material. Sektor ini mencatat kinerja yang lebih rendah dibandingkan pasar selama periode tersebut, dan posisi underweight dana di sektor ini memberikan kontribusi positif terhadap kinerja.

Ke depan, kami tetap berhati-hati terhadap kondisi pasar. Pasar saat ini tampaknya sedang mencari pijakan yang stabil, namun prospek pertumbuhan masih belum pasti. Laporan keuangan kuartal pertama 2025 menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan terus melambat, meskipun terdapat beberapa hal positif karena ekspektasi konsensus telah disesuaikan ke bawah. Kami memperkirakan volatilitas akan tetap tinggi dalam jangka pendek.

Strategi portofolio ke depan:

Ekuitas: Kami tetap mempertahankan preferensi pada sektor-sektor yang didorong oleh permintaan domestik dengan kualitas laba yang tinggi, seperti sektor Keuangan dan Konsumer.

Obligasi: Kami berencana untuk mempertahankan durasi portofolio pada posisi netral terhadap benchmark sambil menunggu katalis pasar berikutnya.

 

Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS

Manulife Saham Syariah Golden Asia Dolar AS Kelas A1

Manulife Dana Kas II Kelas A



Temukan solusi investasi kami atau hubungi kami

Dapatkan analisis insight terkini, agar Anda dapat cepat berinvestasi (Grow) dan terproteksi (Protect) dengan solusi terkurasi khusus untuk Anda di sini.

Grow and Protect

Topic

Explore more

Fund Insights
Sanggahan
 
PT Bank DBS Indonesia (“DBSI”) berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, serta merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan. Informasi di dalam publikasi ini diterbitkan oleh DBSI. Informasi ini berlandaskan pada informasi yang diperoleh dari sumber yang diyakini dapat diandalkan, tetapi DBSI tidak membuat pernyataan atau jaminan, tersurat maupun tersirat, sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan, aktualitas, atau kebenaran untuk tujuan tertentu. Pendapat yang diungkapkan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Setiap rekomendasi yang terkandung di sini tidak berkaitan dengan tujuan investasi secara spesifik, situasi keuangan dan  kebutuhan khusus dari penerima tertentu. Informasi ini diterbitkan hanya untuk informasi penerima dan tidak akan diambil sebagai pengganti pelaksanaan penilaian oleh penerima yang harus mendapatkan nasihat hukum atau keuangan terpisah. DBSI atau individu yang terkait dengan DBSI tidak bertanggungjawab atas kerugian langsung, khusus, tidak langsung, konsekuensial, insidental, atau kehilangan atau kerugian lain apa pun yang timbul dari penggunaan informasi apa pun di sini (termasuk kesalahan, kelalaian atau kekeliruan pemberian pernyataan di sini, lalai atau lainnya) atau komunikasi lebih lanjut, bahkan jika DBSI atau orang lain telah diberitahu tentang kemungkinannya. Informasi di sini tidak dapat ditafsirkan sebagai penawaran atau permintaan penawaran untuk membeli atau menjual surat berharga, kontrak berjangka, opsi atau instrumen keuangan lainnya atau untuk memberikan saran atau layanan investasi. DBSI, direktur, pejabat, dan/atau karyawan dapat memiliki posisi atau kepentingan lain dan  dapat mempengaruhi transaksi dalam sekuritas/surat berharga yang disebutkan di sini dan juga dapat melakukan atau berupaya melakukan perantaan, investasi perbankan dan layanan perbankan atau keuangan lainnya untuk perusahaan-perusahaan ini. Informasi di sini tidak dimaksudkan untuk disebarluaskan kepada, atau digunakan oleh, orang atau badan mana pun di yurisdiksi atau negara mana pun dimana distribusi atau penggunaannya akan bertentangan dengan hukum atau peraturan. Sumber untuk semua grafik dan tabel adalah CEIC dan Bloomberg kecuali ditentukan lain.