
Batavia Dana Kas Maxima
Kinerja Batavia Dana Kas Maxima pada kuartal II 2025 mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,23%, melampaui tolok ukur yang berada di level 0,84%, sehingga mencatatkan selisih positif sebesar 0,39%. Kondisi likuiditas perbankan kembali mengalami pengetatan secara gradual setelah mengalami sedikit perbaikan di Januari 2025. Tercermin dari rasio LDR bank convensional (Loan to Deposit Ratio) yang mengalami tren kenaikan pada Q1 25, LDR di Maret 2025 tercatat di 87,95%. Namun, ada sedikit pelonggaran likuiditas di bulan Juni 2025, kebanyakan disebabkan oleh jatuh tempo SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia). Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan, sebesar 0.25% pada bulan Mei 2025, dari 5,75% menjadi 5,50%. Bank Indonesia menegaskan bahwa mereka sedang mencari ruang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Waktu pelonggaran akan bergantung pada kondisi global, terutama dampaknya terhadap stabilitas nilai tukar Rupiah.
Batavia Dana Likuid
Kinerja Batavia Dana Likuid pada kuartal ke-2 tahun 2025 sebesar 0,96%, lebih besar dari kinerja tolok ukur 0,84%, dengan selisih 0,12%. Kondisi likuiditas khususnya bank KBMI 2 (Klasifikasi Bank Berdasarkan Modal Inti) cenderung flat dengan sedikit pengetatan likuiditas. LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank KBMI 2 pada akhir Maret 2025 tercatat di 84,76%.
Batavia Dana Saham
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan setelah setelah adanya deeskalasi perang dagang seiring dengan adanya penghentian 90 hari terkait kebijakan kenaikan tarif dari Amerika. Seiring dengan valuasi yang sudah menarik, pelemahan USD dan ekspektasi adanya penurunan suku bunga, kami meningkatkan porsi saham pada portfolio pada 2Q25. BDS mencatatkan return sebesar 4,42% pada kuartal kedua tahun 2025, di bawah tolok ukur IHSG yang membukukan kinerja sebesar 6,41% sehingga terdapat alpha negatif sebesar 1,98%. Kontribusi alpha negatif berasal dari sektor basic materials yang sebagian besar disebabkan oleh alokasi sektor yang underweight. Selain itu, sektor energi juga memberikan kontribusi negatif dari alokasi sektor yang overweight dan bottom-up stocks. Di sisi lain, kontribusi alpha positif berasal dari sektor healthcare. Posisi overweight dan bottom-up stock call memberikan alpha positif. Selain itu posisi underweight pada sektor industrial juga memberikan alpha positif.
Batavia Dana Saham Optimal
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan setelah setelah adanya deeskalasi perang dagang seiring dengan adanya penghentian 90 hari terkait kebijakan kenaikan tarif dari Amerika. Seiring dengan valuasi yang sudah menarik, pelemahan USD dan ekspektasi adanya penurunan suku bunga, kami meningkatkan porsi saham pada portfolio pada 2Q25. BDSO mencatatkan return sebesar 6,32% pada kuartal kedua tahun 2025, sedikit di bawah tolok ukur IHSG yang membukukan kinerja sebesar 6,41% sehingga terdapat alpha negatif sebesar 0,08%.
Kontribusi alpha negatif berasal dari sektor basic materials yang kebanyakan disebabkan oleh alokasi sektor yang underweight. Selain itu, sektor teknologi juga memberikan kontribusi negatif dari alokasi sektor yang overweight. Di sisi lain, kontribusi alpha positif berasal dari sektor keuangan yang disebabkan oleh alokasi sektor yang underweight dan efek pemilihan saham dari bank berukuran kecil.
Batavia Global ESG Sharia Equity USD
Batavia Global ESG Sharia Equity USD berhasil membukukan kinerja sebesar 6,70% pada kuartal II tahun 2025, di bawah kinerja tolok ukur sebesar 8,17%, underperformed dari tolok ukur sebesar -1,47%. Pemilihan saham di sektor healthcare dan industrials menghasilkan alpha positif. Sebaliknya, alpha negatif dihasilkan oleh posisi underweight di sektor utilities dan seleksi saham di sektor consumer discretionary. Dalam 6-12 bulan ke depan view terhadap saham masih konstruktif terutama terhadap pasar saham AS, khususnya sektor teknologi di mana valuasi masih didukung oleh growth dan profitability yang lebih tinggi daripada region lainnya. Sementara itu, kinerja untuk saham Jepang juga masih akan kuat didukung oleh kembalinya inflasi dan corporate reforms, dan tren mata uang yang menguat terutama ketika volatilitas pasar meningkat.
Batavia Technology Sharia Equity USD
Batavia Technology Sharia Equity USD berhasil membukukan kinerja sebesar 18,07% pada kuartal ke-2 tahun 2025, melebihi kinerja tolok ukur sebesar 17,23%, dengan selisih sebesar 0,84%. Menurut pandangan kami, valuasi sektor Teknologi Informasi (TI) saat ini lebih masuk akal jika disesuaikan dengan pertumbuhan laba dibandingkan dengan akhir tahun 2024. Setelah dua tahun kalender dengan kinerja yang kuat, valuasi sektor TI menjadi sorotan utama para investor. Meskipun kami masih melihat valuasi saham yang cukup tinggi di beberapa segmen TI tertentu, secara keseluruhan kami menilai valuasi sektor ini saat ini cukup wajar, terutama jika dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata-rata pasar.
Batavia USD Balanced Asia
Kinerja Batavia USD Balanced Asia pada kuartal ke-2 tahun 2025 sebesar 2,23%, lebih tinggi dari kinerja tolok ukur 0,41%, dengan selisih positif alpha 1,82%. Pasar obligasi USD Indonesia mencatatkan penguatan di kuartal ke-2 tahun 2025, seiring dengan masih ditundanya penerapan tarif oleh AS, yang dilanjutkan dengan negosiasi antar negara. Sementara itu, dari domestik Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunganya, dengan komitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kontribusi kinerja positif BUBA di kuartal ke-2 tahun 2025 datang dari portofolio INDON, di mana yield INDON10 tahun turun dari 5,31% di Maret 2025 menjadi 5,14% di Juni 2025. Kontributor positif terbesar datang dari INDON28 dan INDOIS30. Sedangkan, kontributor negatif datang dari INDOIS27. Kondisi likuiditas yang membaik pasca banyaknya obligasi dan SRBI yang jatuh tempo di Juni s/d Agustus 2025 masih menjadi katalis positif untuk pasar obligasi. Kendati demikian, kami melihat volatilitas pasar masih akan cukup tinggi terutama menjelang pengumuman tarif di bulan Juli 2025. Meskipun demikian kami menilai dampaknya terhadap pasar obligasi Indonesia akan cenderung minimal. Sentimen negatif terkait tarif perdagangan diperkirakan akan tertutupi oleh kuatnya permintaan reinvestasi dari jatuh tempo SRBI dan INDOGB hingga bulan Agustus 2025. Dalam jangka menengah hingga panjang, kami memperkirakan Bank Indonesia akan tetap bersikap akomodatif guna mendukung pertumbuhan.
Batavia India Sharia Equity USD
Kinerja Batavia India Sharia Equity USD pada Q2 2025 sebesar 6,80%, lebih rendah dari kinerja tolok ukur 9,90%, dengan alpha negatif sebesar -3,09%. Detractor utama berasal dari tidak adanya eksposur kami terhadap salah satu konglomerat energi besar. Perusahaan tersebut memiliki bobot signifikan dalam indeks. Kami tidak memiliki eksposur terhadap saham ini karena kekhawatiran terhadap pertumbuhan EPS serta keterbukaan dan transparansi perusahaan yang dinilai kurang memadai. Meskipun zero exposure pada saham dengan bobot besar dalam indeks tersebut dapat menyebabkan deviasi kinerja dalam jangka pendek, kami percaya bahwa pendekatan seleksi saham bottom-up akan memberikan nilai tambah dalam jangka panjang
Temukan solusi investasi kami atau hubungi kami
Dapatkan analisis insight terkini, agar Anda dapat cepat berinvestasi (Grow) dan terproteksi (Protect) dengan solusi terkurasi khusus untuk Anda di sini.
Grow and Protect