Indonesia 2025: Transisi politik dan tiga ā€˜C’
EKONOMI ( Oleh Radhika Rao, Senior Economist ) Strategi Pembangunan Nasional, yaitu Golden Vision 2045, bertujuan untuk mengubah Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi pada peringatan 100 tah...
DBSI Wealth Management16 Jan 2025
Article image
Read More

EKONOMI ( Oleh Radhika Rao, Senior Economist )

Ā 

Strategi Pembangunan Nasional, yaitu Golden Vision 2045, bertujuan untuk mengubah Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi pada peringatan 100 tahun kemerdekaan. Perkiraan pasar dan studi IMF menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan ini, diperlukan tingkat pertumbuhan Pendapatan Nasional Bruto ( PNB ) nominal tahunan sebesar 8-9%, yang berarti sekitar 6-7% pertumbuhan riil yang berkelanjutan serta tingkat inflasi yang moderat selama periode ini. Dalam pidato pelantikannya, Presiden Prabowo berjanji akan memimpin Indonesia menuju kemandirian yang lebih besar dalam bidang pangan dan energi, sambil mendorong pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 8% dalam masa jabatannya.

Ā 

Strategi resmi untuk mencapai pertumbuhan 8% ini mencakup tiga jalur :

Jalur 1: Menarik penguasa pangsa pasar internasional, yaitu melalui peningkatan ekspor;

Jalur 2: Memberdayakan keunggulan domestik;

Jalur 3: Mendukung Usaha Kecil Menengah (UKM).

Ā 

Kerangka Kami

Dengan pandangan jangka menengah, upaya untuk mendorong pertumbuhan di atas tingkat stabil 5% kemungkinan akan mencakup kerangka kerja tiga ā€˜C’, yaitu:

  • Capitalize : Memanfaatkan ekspor dan reorientasi strategi Tiongkok+1;
  • Capital investment : Investasi modal dan rasionalisasi fiskal;
  • Consumption : Konsumsi serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Ā 

Prospek 2025

Dampak hasil pemilu AS terhadap Indonesia

Obligasi domestik, nilai tukar rupiah, dan aliran portofolio tetap rentan terhadap volatilitas di pasar keuangan global. Negara-negara Asia, termasuk Indonesia, kemungkinan akan mengadopsi sikap defensif dan memperkuat pengamanan menghadapi risiko kebijakan proteksionis AS dalam perdagangan serta penerapan tarif baru yang dipicu oleh berbagai faktor.

Ā 

Pertumbuhan

Permintaan domestik kemungkinan besar akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pada 2025. Dalam jangka pendek, permintaan konsumsi menghadapi tantangan dengan indikator seperti sentimen konsumen, penjualan ritel, dan pertumbuhan kredit konsumsi menunjukkan permintaan yang lemah hingga akhir tahun. Indikator proksi kami untuk konsumsi mencerminkan tren penurunan ini. Hanya sedikit katalis positif yang terlihat.

Ā 

Inflasi dan implikasi kebijakan moneter

Rata-rata inflasi Januari-November 2024 tercatat sebesar 2,4% YoY, turun dibandingkan 3,8% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun terjadi sedikit peningkatan inflasi inti menjadi 2,3% pada November, ada perlambatan luas di antara subkategori. Inflasi energi dan komponen volatil (didorong sisi penawaran) masing-masing turun -0,3% YoY dan -0,8% YoY, menandakan tekanan biaya yang lemah. Inflasi yang diatur pemerintah juga moderat sebesar 0,8% YoY. Beberapa jenis pangan, termasuk cabai rawit dan bawang merah, memberikan kontribusi terhadap inflasi utama. Impuls sisi permintaan juga terbatas, sehingga tidak menimbulkan risiko besar terhadap prospek inflasi mengingat adanya kelonggaran dalam perekonomian.

Ā 

Keseimbangan makro

Risiko Indonesia menyimpang dari jalur disiplin fiskalnya mereda setelah Presiden Prabowo menunjuk kembali Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam kabinet barunya. Meski target-target tersebut dipertahankan, defisit fiskal rata-rata kemungkinan akan melebar sebesar 30-40 basis poin dibandingkan tingkat pra-pandemi 2017-2019.

Ā 

Risiko

Sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam dan basis konsumen yang besar, Indonesia memiliki kekuatan alami untuk meningkatkan tren pertumbuhan potensial siklusnya. Namun, seperti yang kami soroti dalam laporan ini, diperlukan lebih banyak upaya untuk mendorong jalur pertumbuhan menengah hingga jangka panjang yang lebih berkelanjutan. Semua ini harus dilakukan di tengah lingkungan yang penuh dengan ketegangan perdagangan dan semakin banyak negara yang mengadopsi kebijakan investasi/perdagangan yang berfokus ke dalam.

Ā 

MATA UANG ( Oleh Philip Wee, Senior FX Strategist )

Ā 

Bersiap menghadapi volatilitas pada 2025

Donald Trump diperkirakan akan memberlakukan tarif baru di awal masa jabatan keduanya sebagai Presiden AS, yang dimulai pada 20 Januari 2025. Berdasarkan pengalaman perang dagang AS-Tiongkok tahun 2018, kami memperkirakan Dolar AS akan tetap kuat secara global pada paruh pertama 2025, dengan potensi memperpanjang dominasinya jika muncul rincian rencana perdagangan Trump yang tidak menguntungkan pasar.

Ā 

Penggunaan tarif sebagai senjata di era Trump 2.0

Proposal tarif Trump setelah kemenangannya dalam pemilu Presiden AS pada 5 November menunjukkan perluasan cakupan dan skala yang signifikan dibandingkan masa jabatan pertamanya. Sebagai contoh, usulan tarif 25% pada semua impor dari Kanada dan Meksiko tidak hanya ditujukan untuk isu perdagangan tetapi juga untuk menangani masalah seperti imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba.

Ā 

Ketiadaan tarif tidak menjamin kekebalan

Selama masa jabatan pertama Trump, Indonesia tidak menjadi target utama tarif besar. Negara ini hanya menyumbang rata-rata 1,5% dari total defisit perdagangan AS selama periode tersebut, yang meningkat sedikit menjadi 1,7% pada masa pemerintahan Biden. Dalam sepuluh bulan pertama tahun 2024, Indonesia menduduki peringkat ke-23 sebagai kontributor terbesar defisit perdagangan AS.

Ā 

Menyeimbangkan risiko tarif AS dengan aspirasi BRICS

Indonesia tidak dapat mengabaikan ancaman Trump untuk memberlakukan tarif 100% pada negara-negara yang dianggap merongrong dominasi global dan status Dolar AS. Kebijakan luar negeri Presiden Prabowo Subianto yang non-blok bertujuan untuk menyeimbangkan hubungan dengan kekuatan global utama sambil mempertahankan sikap independen – sebuah strategi yang tercermin dalam dualisme aspirasi Indonesia untuk menjadi anggota BRICS dan OECD.

Ā 

Ā 

Segera raih peluang di Aplikasi digibank by DBS.

Ā 

Diskusikan strategi manajemen kekayaan Anda.

Ā 

Temukan insight terkini yang dianalisis para pakar DBS.

Ā 

Ā 

DISCLAIMER

Publikasi ini didistribusikan oleh PT Bank DBS Indonesia (DBSI). DBSI berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Publikasi ini bukan merupakan bagian dari penawaran, rekomendasi, atau ajakan kepada Anda untuk membeli atau melakukan transaksi apa pun sebagaimana dijelaskan, juga tidak ditujukan untuk mengundang atau mengizinkan pembuatan penawaran kepada publik untuk membeli atau melakukan transaksi apa pun untuk mendapatkan uang tunai atau imbalan lainnya dan tidak boleh dipandang seperti demikian.

Ā 

Ā 

Topic

Explore more

CIO Insights
Sanggahan
Ā 
PT Bank DBS Indonesia (ā€œDBSIā€)Ā berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, serta merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan. Informasi di dalam publikasi ini diterbitkan oleh DBSI. Informasi ini berlandaskan pada informasi yang diperoleh dari sumber yang diyakini dapat diandalkan, tetapi DBSI tidak membuat pernyataan atau jaminan, tersurat maupun tersirat, sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan, aktualitas, atau kebenaran untuk tujuan tertentu. Pendapat yang diungkapkan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Setiap rekomendasi yang terkandung di sini tidak berkaitan dengan tujuan investasi secara spesifik, situasi keuangan danĀ  kebutuhan khusus dari penerima tertentu. Informasi ini diterbitkan hanya untuk informasi penerima dan tidak akan diambil sebagai pengganti pelaksanaan penilaian oleh penerima yang harus mendapatkan nasihat hukum atau keuangan terpisah. DBSI atau individu yang terkait dengan DBSI tidak bertanggungjawab atas kerugian langsung, khusus, tidak langsung, konsekuensial, insidental, atau kehilangan atau kerugian lain apa pun yang timbul dari penggunaan informasi apa pun di sini (termasuk kesalahan, kelalaian atau kekeliruan pemberian pernyataan di sini, lalai atau lainnya) atau komunikasi lebih lanjut, bahkan jika DBSI atau orang lain telah diberitahu tentang kemungkinannya. Informasi di sini tidak dapat ditafsirkan sebagai penawaran atau permintaan penawaran untuk membeli atau menjual surat berharga, kontrak berjangka, opsi atau instrumen keuangan lainnya atau untuk memberikan saran atau layanan investasi. DBSI, direktur, pejabat, dan/atau karyawan dapat memiliki posisi atau kepentingan lain danĀ  dapat mempengaruhi transaksi dalam sekuritas/surat berharga yang disebutkan di sini dan juga dapat melakukan atau berupaya melakukan perantaan, investasi perbankan dan layanan perbankan atau keuangan lainnya untuk perusahaan-perusahaan ini. Informasi di sini tidak dimaksudkan untuk disebarluaskan kepada, atau digunakan oleh, orang atau badan mana pun di yurisdiksi atau negara mana pun dimana distribusi atau penggunaannya akan bertentangan dengan hukum atau peraturan. Sumber untuk semua grafik dan tabel adalah CEIC dan Bloomberg kecuali ditentukan lain.