Investasi Berkelanjutan
01 May 2023

Mitos tentang Investasi Berkelanjutan, Berikut Penjelasannya


Fakta vs Mitos

Apakah menurut Anda investasi berkelanjutan adalah tren yang akan berlalu? Atau bahwa imbal hasil portofolio akan terdampak jika Anda mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) saat berinvestasi?

Pikirkan kembali. Kami menyanggah miskonsepsi ini dan kesalahpahaman lainnya.



Mitos: Investasi berkelanjutan adalah tren yang akan berlalu.

Fakta: Wujud pertama dari investasi berkelanjutan muncul di abad ke-18, ketika kelompok agama di era tersebut menetapkan pedoman tentang jenis perusahaan yang harus diinvestasikan oleh pengikut mereka1.




Pada tahun 1960-an, gerakan investasi dengan tanggung jawab sosial membuat para investor mengecualikan saham dan industri yang bergerak dalam bidang yang memiliki dampak kurang baik, seperti produksi tembakau2.

Terlebih lagi, investasi berkelanjutan akan selalu ada. Faktanya, baik investor ritel (yang jumlahnya terus bertambah) maupun institusional memilih untuk berinvestasi di tempat yang memiliki kesamaan nilai dengan mereka. Pada kuartal kedua di tahun 2020 (Q2 2020), dana global investasi berkelanjutan menarik aliran masuk bersih sebesar USD71,1 miliar sehingga mendorong aset investasi yang dikelola ke level tertinggi yang baru, yaitu USD1 triliun. Perlu digaris bawahi, hal ini juga didukung oleh pemulihan pasar saham dan meningkatnya minat investor terhadap isu lingkungan, sosial, serta tata kelola atau ESG3.



Mitos: Jika memilih investasi berkelanjutan, saya harus mengorbankan imbal hasil atau keuntungan.

Fakta: Sebaliknya, investasi berkelanjutan telah mengungguli pasar yang lebih luas.

Acuan ESG Leaders dari penyedia indeks MSCI telah mencatatkan imbal hasil atau keuntungan yang lebih kuat dibandingkan indeks yang lebih luas, di berbagai wilayah dan periode waktu. Selain itu, mengintegrasikan faktor ESG juga terbukti mampu meningkatkan imbal hasil terhadap risiko portofolio4.




Mitos: Tidak ada ruang untuk investasi berkelanjutan di portofolio saya.

Fakta: Investasi yang berfokus pada keberlanjutan ada di berbagai lini sekuritas, kelas aset, gaya investasi, dan produk.

Oleh karena itu, pasti ada yang sesuai dengan kebutuhan investasi Anda.





Mitos: Aset berkelanjutan yang dapat dipilih jumlahnya terbatas.

Fakta: Produk dan aset yang dapat diinvestasikan jumlahnya banyak, beragam, dan terus bertambah.



Hal ini berlaku di seluruh kelas aset, mulai dari saham dan obligasi, hingga alternatif yang berfokus pada investasi berdampak, seperti dana aset nyata, ekuitas swasta (PE), dan modal ventura (VC).



Mitos: Investasi berkelanjutan hanyalah tentang lingkungan.

Fakta: Investasi berkelanjutan lebih dari sekadar menjadi ramah lingkungan.

Tidak dapat dimungkiri, kesadaran akan perubahan iklim serta dampak nyata yang diakibatkan olehnya telah menjadikan “E” dalam “ESG” sebagai faktor yang paling dikenal oleh investor. Namun, investasi berkelanjutan artinya turut memperhatikan faktor “sosial” dan “tata kelola”.

Dapatkan strategi dan wawasan pasar terbaru berdasarkan preferensi Anda

Unduhdigibank untuk menemukan lebih banyak opsi terkait investasi berkelanjutan

Sumber:

1 Schroders, “A short history of responsible investing”, diterbitkan pada 28 November 2016. Diakses dari https://www.schroders.com/en/insights/ global-investor-study/a-short-history-of-responsible-investing-300-0001/

2 MSCI, “ESG 101: What is ESG.” Diakses dari https://www.msci.com/what-is-esg 

3 Morningstar Manager Research (Riset Manajer Morningstar), Global Sustainable Fund Flows report (Laporan Aliran Dana Berkelanjutan Global), 2Q20. Diakses dari https://www.morningstar.com/lp/global-esg-flows

4 Wawancara CFA Institute dengan Jeroen Bos, Kepala Riset Ekuitas Global, ING Investment Management, “How to Integrate ESG Considerations into Investments (Cara Mengintegrasikan Pertimbangan ESG/LST ke dalam Investasi)”. Diakses dari https://blogs.cfainstitute.org/investor/2014/01/ 20/how-to-integrate-esg-considerations-in-investments/

5 MSCI, “ESG Ratings (Penilaian ESG (LST))”. Diakses dari https://www.msci.com/esg-ratings 

6 Jumlah ekuitas dan obligasi konstituen dalam Indeks MSCI ACWI ESG Leaders dan Indeks MSCI tentang Tingkat Investasi USD Obligasi Perusahaan ESG Leaders, per Juni 2020. Diakses dari https://www.msci.com/msci-esg-leaders-indexes

7 Morningstar Direct, Morningstar Research (Riset Morningstar). Data per Juni 2020. Jumlah dana ujung terbuka dan dana yang ditukarkan/ diperdagangkan secara global, yang menggunakan kriteria ESG (LST) sebagai bagian penting dari proses seleksi sekuritas mereka, dan/atau terindikasi mengejar tema terkait keberlanjutan, dan/atau mencari dampak positif yang terukur di samping imbal hasil atau keuntungan finansial. 

8 Cambridge Associates, Private Equity and Venture Capital Impact Investing – Index and Benchmark Statistics. Data per 31 Maret 2020. Mencakup ekuitas swasta (pertumbuhan dan modal subordinasi) serta dana modal ventura yang ditujukan untuk menghasilkan dampak sosial dan menarge kan imbal hasil atau keuntungan tingkat pasar yang disesuaikan dengan risiko. Diakses dari https://www.cambridgeassociates.com/wp-content/ uploads/2020/08/PEVC-Impact-Investing-Benchmark-Statistics-2020-Q1.pdf 

9 Cambridge Associates, Real Assets Impact Investing – Index and Benchmark Statistics. Data per 31 Maret 2020. Mencakup dana infrastruktur, real estat, serta hutan/pepohonan (yang ditujukan untuk menghasilkan dampak sosial dan menargetkan imbal hasil atau keuntungan tingkat pasar yang disesuaikan dengan risiko. Diakses dari https://www.cambridgeassociates.com/wp-content/uploads/2020/08/Real-Assets-Impact-Investing-Benchmark-Statistics-2020-Q1.pdf 

10 Edmans, A. (2011). Does the stock market fully value intangibles? Employee satisfaction and equity prices. Journal of Financial Economics, 621-640. Diakses dari http://faculty.london.edu/aedmans/Rowe.pdf

11 Dalam manajemen investasi, alfa mengacu kepada imbal hasil berlebih pada investasi, relatif terhadap indeks acuan. Studi ini menggunakan model empat faktor Carhart untuk mengukur alfa (pasar, nilai, ukuran, dan momentum).

 

PENAFIAN

Publikasi ini didistribusikan oleh PT Bank DBS Indonesia (DBSI). DBSI berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Publikasi ini tidak dan bukan merupakan atau menjadi bagian dari suatu penawaran, rekomendasi, undangan, atau ajakan untuk berlangganan atau melakukan transaksi, juga tidak diperhitungkan untuk mengundang, juga tidak sebagai izin untuk membuat penawaran kepada masyarakat untuk berlangganan atau melakukan transaksi untuk kas/uang tunai atau pertimbangan lain, dan publikasi ini tidak seharusnya dilihat dari sudut pandang tersebut.