Insight Reksa Dana - Ashmore Asset Management Indonesia
Insight dari Ashmore Asset Management Indonesia terhadap produk Reksa Dana di periode Q3-2024
DBSI Wealth Management, DBS Bank23 Oct 2024
Article image
Photo credit: Shutterstock
Read More

Ashmore Dana Ekuitas Nusantara

Sepanjang Q2 2024, Ashmore Dana Ekuitas Nusantara (ADEN) membukukan kinerja sebesar -8.84%, di bawah kinerja tolok ukurnya yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun sebesar -3.09% pada periode yang sama. Penurunan kinerja ADEN disebabkan oleh alokasi OW di sektor Industri dimana sektor tersebut mengalami penurunan sebesar -14.63% sepanjang periode Q2 2024.

 

Ashmore Dana Obligasi Nusantara

Sepanjang Q2 2024, Ashmore Dana Obligasi Nusantara (ADON) membukukan kinerja sebesar -0.76%, lebih rendah dibandingkan dengan tolok ukurnya yaitu 80% IBPA yang mengalami kenaikan sebesar +0.45%. Kinerja ADON disebabkan oleh tren pelemahan pasar obligasi secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun yang mengalami kenaikan sebesar 20 bps dari 4.20% di akhir Mar24ke level 4.40% di akhir Jun24. Tren yang sama juga dialami oleh pasar obligasi Indonesia dimana yield obligasi pemerintah Indonesia 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 38 bps 6.69% di akhir Mar24 ke level 7.07 % di akhir Jun24.

ADON memiliki strategi OW durasi / durasi yang lebih panjang  dibandingkan dengan tolok ukurnya.

 

Ashmore Dana Ekuitas Nusantara

Sepanjang Q3 2024, Ashmore Dana Ekuitas Nusantara (ADEN) membukukan kinerja sebesar 6.58%, di atas kinerja tolok ukurnya yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik sebesar 6.57% pada periode yang sama. Kenaikan kinerja ADEN disebabkan oleh alokasi OW di sektor Properti dimana sektor tersebut mengalami kenaikan sebesar 34.10% sepanjang periode Q3 2024.

 

Ashmore Dana Obligasi Nusantara

Sepanjang Q3 2024, Ashmore Dana Obligasi Nusantara (ADON) membukukan kinerja sebesar 4.79%, lebih tinggi dibandingkan dengan tolok ukurnya yaitu 80% IBPA yang mengalami kenaikan sebesar 3.50%. Kinerja ADON disebabkan oleh tren penguatan pasar obligasi secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun yang mengalami penurunan sebesar 62 bps dari 4.40% di akhir Jun24 ke level 3.78% di akhir Sep24. Tren yang sama juga dialami oleh pasar obligasi Indonesia dimana yield obligasi pemerintah Indonesia 10 tahun mengalami penurunan sebesar 62 bps 7.07 % di akhir Jun24 ke level 6.45% di akhir Sep24.

ADON memiliki strategi OW durasi / durasi yang lebih panjang  dibandingkan dengan tolok ukurnya.

Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara

Selama Q3 2024, Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara (ADOUN) membukukan kinerja sebesar 2.96%, lebih tinggi dibandingkan dengan tolok ukurnya yaitu Deposito Rupiah 1M (Net) yang naik sebesar 0.82%. Kinerja ADOUN disebabkan oleh tren penguatan pasar obligasi secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari imbal hasil obligasi pemerintah AS 5 tahun yang mengalami penurunan sebesar sekitar 82 bps dari 4.38% di akhir Jun24 ke level 3.56% di akhir Sep24. Tren yang sama juga dialami oleh pasar obligasi Indonesia dimana yield obligasi pemerintah Indonesia 5 tahun yang menjadi underlying utama dari portfolio ADOUN yang mengalami penurunan sebesar 78 bps dari 6.97% di akhir Jun24 ke level 6.19% di akhir Jun24.

ADOUN memiliki strategi OW durasi / durasi yang lebih panjang  dibandingkan dengan tolok ukurnya.

Ashmore Dana Progresif Nusantara

Sepanjang Q3 2024, Ashmore Dana Progresif Nusantara (ADPN) membukukan kinerja sebesar 6.46%, dibawah kinerja tolok ukurnya yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik sebesar 6.57% pada periode yang sama. Penurunan kinerja ADPN disebabkan oleh alokasi UW di sektor Energi dimana sektor tersebut mengalami kenaikan sebesar 16.83% sepanjang periode Q3 2024.

Ashmore Digital Equity Sustainable Fund

Sepanjang Q3 2024, Ashmore Digital Equity Sustainable Fund (ADESF) membukukan kinerja sebesar 8.29%, lebih tinggi dibangingkan tolok ukur IDX ESG Leaders Index (IDXESGL) yang naik sebesar 5.77% pada periode yang sama. Kenaikan kinerja ADESF disebabkan oleh alokasi OW di sektor Keuangan dimana sektor tersebut mengalami kenaikan sebesar 11.45% sepanjang periode Q3 2024.

Ashmore Dana Pasar Uang Nusantara

Sepanjang Q3 2024, Ashmore Dana Pasar Uang Nusantara (ADPUN) membukukan kinerja sebesar 1.42%, lebih rendah dibandingkan tolok ukurnya Indeks JIBOR Overnight yang naik sebesar 1.58%. Kinerja yang lebih rendah ini disebabkan oleh penurunan imbal hasil pasar obligasi pemerintah Indonesia bertenor 1 tahun sebesar sekitar 53 bps sepanjang Q3 2024.

 

Temukan solusi investasi kami atau hubungi kami

Dapatkan analisis insight terkini, agar Anda dapat cepat berinvestasi (Grow) dan terproteksi (Protect) dengan solusi terkurasi khusus untuk Anda di sini.

Grow and Protect

Topic

Explore more

Fund Insights
Sanggahan
 
PT Bank DBS Indonesia (“DBSI”) berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, serta merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan. Informasi di dalam publikasi ini diterbitkan oleh DBSI. Informasi ini berlandaskan pada informasi yang diperoleh dari sumber yang diyakini dapat diandalkan, tetapi DBSI tidak membuat pernyataan atau jaminan, tersurat maupun tersirat, sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan, aktualitas, atau kebenaran untuk tujuan tertentu. Pendapat yang diungkapkan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Setiap rekomendasi yang terkandung di sini tidak berkaitan dengan tujuan investasi secara spesifik, situasi keuangan dan  kebutuhan khusus dari penerima tertentu. Informasi ini diterbitkan hanya untuk informasi penerima dan tidak akan diambil sebagai pengganti pelaksanaan penilaian oleh penerima yang harus mendapatkan nasihat hukum atau keuangan terpisah. DBSI atau individu yang terkait dengan DBSI tidak bertanggungjawab atas kerugian langsung, khusus, tidak langsung, konsekuensial, insidental, atau kehilangan atau kerugian lain apa pun yang timbul dari penggunaan informasi apa pun di sini (termasuk kesalahan, kelalaian atau kekeliruan pemberian pernyataan di sini, lalai atau lainnya) atau komunikasi lebih lanjut, bahkan jika DBSI atau orang lain telah diberitahu tentang kemungkinannya. Informasi di sini tidak dapat ditafsirkan sebagai penawaran atau permintaan penawaran untuk membeli atau menjual surat berharga, kontrak berjangka, opsi atau instrumen keuangan lainnya atau untuk memberikan saran atau layanan investasi. DBSI, direktur, pejabat, dan/atau karyawan dapat memiliki posisi atau kepentingan lain dan  dapat mempengaruhi transaksi dalam sekuritas/surat berharga yang disebutkan di sini dan juga dapat melakukan atau berupaya melakukan perantaan, investasi perbankan dan layanan perbankan atau keuangan lainnya untuk perusahaan-perusahaan ini. Informasi di sini tidak dimaksudkan untuk disebarluaskan kepada, atau digunakan oleh, orang atau badan mana pun di yurisdiksi atau negara mana pun dimana distribusi atau penggunaannya akan bertentangan dengan hukum atau peraturan. Sumber untuk semua grafik dan tabel adalah CEIC dan Bloomberg kecuali ditentukan lain.