Perbedaan Obligasi dan Deposito, Kamu Pilih yang Mana?
10 Sep 2020

Perbedaan Obligasi dan Deposito, Kamu Pilih yang Mana?

Memiliki tabungan untuk berbagai keperluan di masa mendatang akan memberi rasa aman dan nyaman. Apalagi bila tabungan yang ada dikembangkan lewat berbagai instrumen investasi seperti emas, reksadana, valas, obligasi dan juga deposito.

Dari berbagai pilihan investasi ini, obligasi dan deposito merupakan jenis investasi yang tergolong aman dan tidak ribet. Bagi kamu yang tidak memiliki cukup waktu atau kemampuan untuk mengelola aset secara aktif maka kedua jenis investasi ini menjanjikan imbal hasil yang pasti. Kedua instrumen ini tidak membutuhkan pengetahuan khusus karena investor hanya perlu membeli dan menunggu sesuai jangka waktu pengembalian pokok dan imbal hasil investasi.

Meski sekilas terlihat hampir sama, investasi melalui obligasi dan deposito memiliki karakteristik yang berbeda.

Investasi Obligasi

Obligasi merupakan surat berharga yang diterbitkan baik oleh pemerintah maupun korporasi. Obligasi pada dasarnya diterbitkan sebagai cara untuk menggalang dana untuk berbagai kebutuhan.

Dengan membeli obligasi yang diterbitkan oleh negara atau korporasi kamu berarti ikut terlibat dalam pembiayaan proyek tertentu yang diselenggarakan baik oleh negara maupun korporasi.

  • Pada investasi obligasi, kamu akan mendapatkan keuntungan berlipat. Selain mendapatkan kembali dana sebanyak investasi yang diberikan pada saat membeli obligasi, kamu juga akan mendapatkan imbal hasil dari pengembangan aset.
  • Besaran imbal hasil (yield) yang diperoleh tergantung besaran bunga yang disetujui pada saat perjanjian awal pembelian obligasi. Tidak hanya pada saat jatuh tempo, kamu juga bisa mendapatkan kupon bunga secara berkala sesuai kesepakatan.
  • Kamu bisa menentukan sendiri produk obligasi yang akan dibeli. Biasanya obligasi lebih banyak diperdagangkan di pasar sekunder karena bisa melakukan transaksi kapan saja dan di mana saja. Sedangkan di pasar perdana, kamu hanya bisa melakukan transaksi pembelian pada waktu tertentu atau pada saat penawaran perdana pada publik (IPO)
  • Terdapat beragam seri obligasi yang bisa dibeli di pasar sekunder yang bisa dikategorikan dalam obligasi negara dengan mata uang IDR konvensional (FR), dan obligasi negara dengan mata uang USD (INDON, INDOIS). Obligasi seri FR dan INDON diterbitkan oleh pemerintah Indonesia dalam jangka waktu tertentu dengan kupon tetap.
  • Nilai transaksi obligasi bervariasi bisa disesuaikan dengan budget yang dimiliki mulai dari Rp 1 juta atau USD 1.000.

Investasi Deposito

Memiliki deposito hampir sama dengan memiliki tabungan di bank. Hanya saja, deposito merupakan produk simpanan di bank yang penyetoran dan penarikan uangnya hanya bisa dilakukan dalam waktu tertentu. Deposito terdiri dari deposito berjangka dan deposito on call yang memiliki jangka waktu pendek.

  • Deposito merupakan cara aman untuk menyimpan uang. Dibanding disimpan di rumah, dengan menyetorkan deposito ke bank kamu akan terhindar dari risiko kecurian. Apalagi simpanan deposito di Bank merupakan simpanan yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp 2 miliar.
  • Menempatkan uang dalam bentuk deposito memiliki risiko kerugian yang relatif rendah dibanding menempatkan uang di pasar saham. Deposito tidak terpengaruh pergerakan pasar dengan sistem pengelolaan yang sudah stabll.
  • Memiliki deposito memberi kesempatan kamu mendapatkan pendapatan tetap dari bunga tanggal jatuh tempo. Jadi kamu hanya akan mendapatkan laporan imbal hasil tanpa repot mengelola aset yang ada. 

Obligasi dan Deposito, Pilih yang Mana?

Bila dilihat sekilas, baik obligasi maupun deposito merupakan pilihan investasi yang menjanjikan. Namun, bila dilihat lebih jauh terdapat sejumlah hal yang membuat investasi obligasi menjadi lebih baik dibanding deposito.

  • Investasi obligasi menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibanding deposito karena besaran potongan pajak yang lebih rendah. Dalam investasi deposito, besaran pajak penghasilan yang dikenakan mencapai 20%. Sedangkan pada investasi obligasi, kamu hanya akan dikenai pajak penghasilan sebesar 15% dari total pendapatan.
  • Besaran suku bunga deposito biasanya lebih rendah dibanding dengan bunga obligasi. Dengan begitu, potensi keuntungan yang akan kamu terima menjadi lebih rendah.
  • Potensi capital gain deposito menjadi lebih rendah karena tidak bisa diperdagangkan secara bebas di pasar sekunder seperti halnya pada obligasi.

Dari segi jangka waktu, deposito dan obligasi memiliki fleksibilitas yang berbeda. Obligasi memiliki kelebihan dapat dijual kembali sepanjang hari kerja namun saat tertentu harga jual obligasi dapat di bawah pokok jika  perekonomian tidak stabil. Sedangkan deposito memiliki tenor pasti baik pokok maupun imbal hasil yang diberikan sesuai kesepakatan.

Investasi deposito maupun obligasi memang memiliki positif dan negatifnya.  Namun bila dilihat lebih seksama, investasi obligasi lebih menarik karena menjanjikan keuntungan lebih besar. Selain pengembalian modal, obligasi juga memungkinkan kamu mendapatkan capital gain dan potongan pajak yang lebih kecil.

Untuk mendapatkan untung berganda dari investasi obligasi, kamu tinggal memanfaatkan Aplikasi digibank by DBS. Kini, aplikasi ini memberikan kemudahan investasi obligasi lewat fitur obligasi pasar sekunder. Buat kamu yang sudah memiliki aplikasinya, kamu tinggal masuk ke layanan obligasi dan mengecek ketersediaan produk. Bagi yang belum punya aplikasi jangan berkecil hati. Segera unduh aplikasinya dan lakukan aktivasi.

Melalui Aplikasi digibank by DBS kamu bisa merasakan mudahnya berinvestasi obligasi secara online kapan saja dan di mana saja. Yang menarik, semua transaksi melalui aplikasi ini tidak dipungut biaya. Kamu bisa melakukan transaksi obligasi mulai dari Rp 1 juta untuk berbagai seri obligasi yang tersedia. Bersiaplah untuk melesatkan asetmu bersama digibank by DBS.