Keuntungan Lebih Tinggi dari Deposito, Ini Cara Membeli Surat Berharga Negara
14 Sep 2020

Keuntungan Tinggi, Ini Cara Membeli Surat Berharga Negara

Sebagai salah satu instrumen investasi, Surat Berharga Negara (SBN) atau biasa disebut obligasi negara bisa menjadi pilihan yang cukup menarik bagi banyak orang. Hal itu disebabkan oleh imbal hasilnya yang relatif lebih tinggi dari deposito dan sifatnya tetap.

Kupon yield dari obligasi bersifat tetap dan berlaku hingga obligasi tersebut jatuh tempo. Itu artinya, misalkan sebuah obligasi jatuh tempo tiga tahun ke depan dan memiliki kupon yield 6,50% per tahun, maka pemegangnya akan mendapat penghasilan 0,54% rutin setiap bulannya.

Adapun, pajak dari obligasi pemerintah adalah 15% yang artinya lebih kecil ketimbang deposito maupun obligasi swasta atau korporasi yang jumlahnya 20%.

Imbal hasil SBN kalahkan deposito

Tabel di atas menunjukkan simulasi investasi ORI 017 dengan deposito bank umum dalam jangka waktu tiga tahun.

Dalam ilustrasi di atas, disimulasikan bahwa produk deposito tersebut memiliki imbal hasil 5,25% per tahun, dengan metode automatic roll over (ARO) atau bunga bergulung, per 12 bulan. Dalam skenario investasi tiga tahun tersebut, terjadi peristiwa di mana Bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunga yang mengakibatkan penurunan suku bunga deposito sebesar 25 basis poin untuk setiap tahunnya.

Hasil pun menunjukkan bahwa, keuntungan SBN berupa ORI 017 jelas lebih tinggi dari deposito. Meski deposito memiliki keunggulan berupa bunga bergulung tetap saja ORI 017 bisa mengunggulinya karena kupon yield ORI jauh lebih besar, dan pajaknya pun lebih kecil.In

Sedangkan untuk proses pembeliannya, obligasi bisa dibeli di pasar primer atau pasar sekunder. Apa perbedaan sekaligus keuntungan maupun kerugian membeli obligasi di masing-masing pasar ini? Mari kita simak pembahasannya.

Lewat pasar primer

Pasar primer atau primary market - sering juga disebut pasar perdana - adalah pasar di mana surat berharga, dalam hal ini obligasi, diperdagangkan untuk pertama kalinya ke investor sebelum dicatatkan ke bursa efek. Bisa dikatakan pula bahwa pasar ini menjadi pasar pertama di mana obligasi tersebut diperdagangkan.

Sebut saja ketika sebuah SBN terbit, Kementerian Keuangan Republik Indonesia akan memberikan informasi lengkapnya seputar utang tersebut. Mulai dari coupon rate, periode jatuh tempo, dan lain sebagainya.

Selain itu, Pemerintah juga akan mengumumkan deretan mitra distribusi dari SBN yang baru saja mereka terbitkan. Hal itu ditujukan untuk mempermudah investor ritel melakukan pembelian SBN.

Mitra-mitra distribusi yang dimaksud antara lain adalah bank, agen penjual efek reksa dana, perusahaan sekuritas, atau bisa juga merupakan platform peer to peer lending.

Setelah periode penawaran berakhir, peluang investor membeli SBN di pasar primer telah berakhir.

Keuntungan beli di pasar primer

Membeli sesuai dengan harga pasar

Selain mendapat keuntungan berupa pendapatan tetap dari coupon rate, pemegang obligasi memiliki keuntungan berupa capital gain ketika menjualnya di pasar sekunder. Capital gain bisa diartikan sebagai keuntungan penjualan obligasi yang disebabkan karena nilai obligasi tersebut naik di pasar sekunder, sama halnya dengan harga saham yang naik.

Sudah pasti, mereka yang membeli di pasar primer, kita akan mendapatkan SBN dengan harga par atau harga nominal (100%), tidak akan “lebih mahal” (harga premium) yang terpengaruh capital gain.

Ada promo

Sebagian mitra distribusi dari SBN kerap kali menggelar promo menarik bagi para investor. Beberapa di antara mereka bahkan ada yang memberikan program cashback untuk setiap pembelian SBN sesuai dengan nominal yang ditetapkan.

Lewat pasar Sekunder

Meski periode penawaran di pasar primer berakhir, bukan berarti investor sama sekali kehilangan momentum untuk bisa memiliki instrumen berpendapatan tetap ini. Masih ada pasar sekunder yang bisa dimanfaatkan untuk membeli SBN.

Setelah SBN dibeli oleh investor di pasar primer, maka ada pasar lain yang siap memfasilitasi perdagangan SBN yaitu pasar sekunder. SBN yang dijual di pasar sekunder dijual oleh para perantara pedagang efek.

Pasar sekunder bertujuan memfasilitasi  para pemegang SBN yang berniat melakukan pencairan terhadap surat berharganya sebelum periode jatuh tempo. Ketimbang harus menunggu waktu jatuh tempo yang sudah ditentukan dan cenderung lama, lebih baik memiliki opsi agar SBN yang dipegang dapat dijual.

Seperti diketahui, ada beberapa jenis SBN yang umum dibeli investor ritel yaitu Obligasi Negara Ritel (ORI), Saving Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST) Sukuk Ritel (SR), FR dan INDON.

Dari enam jenis SBN diatas, ada dua yang tidak diperdagangkan di pasar sekunder, yaitu Saving Bond Retail (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST). Alasannya adalah karena kedua SBN ini memiliki fitur early redemption, dimana pemegangnya bisa mencairkan surat berharga ini sebesar 50% dari transaksi pemesanan sebelum jatuh tempo.

Keuntungan beli di pasar sekunder

Membeli di harga yang lebih murah dan menjual di atas harga pasar

Harga obligasi di pasar sekunder memang fluktuatif. Investor bisa membelinya dengan harga diskon, maupun menjualnya dengan harga yang lebih tinggi dari harga par.

Ketika harga obligasi turun di bawah harga semestinya, maka investor lain pun berpotensi mendapat keuntungan dengan membelinya di harga yang lebih murah dan apabila investor tersebut ingin menjualnya kembali maka dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan harga pasar yang berlaku

Praktis

Seiring dengan berkembangnya teknologi, pembelian SBN di pasar sekunder juga makin mudah. Hanya bermodal ponsel, transaksi surat berharga ini bisa dilakukan dengan cepat.

Itulah perbedaan dan keuntungan pembelian SBN di pasar primer maupun sekunder. Pada intinya, instrumen investasi ini tentu bisa menjadi alternatif investasi lain bagi yang ingin menikmati keuntungan dan likuiditas di atas deposito.

Apapun pilihan produk investasi kamu, tidak perlu khawatir dalam mencari atau kerepotan membeli produk tersebut. Langsung saja pilih dan beli langsung di Aplikasi digibank by DBS.

Digibank hadir dalam layanan digital banking yang memberikan kemudahan akses investasi. Mulai dari pembukaan deposito, registrasi SID, hingga beli obligasi pasar perdana ataupun pasar sekunder dapat dilakukan semua melalui aplikasi.

Investasi penting, proteksi juga perlu

Siapapun sepakat, investasi tentu penting sekali demi mencapai tujuan finansial. Namun, idealnya investasi dilakukan setelah seseorang sudah memiliki dana darurat serta perlindungan diri dari resiko penyakit dan finansial, seperti asuransi kesehatan maupun jiwa.

Sebab, asuransi kesehatan maupun jiwa memberikan proteksi terhadap berbagai risiko keuangan yang mungkin dihadapi. Tentu amat disayangkan, jika investasi yang sudah disiapkan untuk tujuan finansial tertentu harus dicairkan untuk biaya pengobatan apabila Anda jatuh sakit.

Apapun pilihan investasi Anda, pastikan segala keputusannya dilakukan setelah merencanakan dan mempelajari masing-masing instrumen investasi sebaik mungkin hingga Anda paham dan nyaman dengan pilihan investasi tersebut. Untuk referensi lebih lanjut, baca juga berbagai artikel yang ada di situs Wealth 101 dari pada www.dbs.id.